INFO|MENTAWAI – Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai gelar kegiatan pelatihan teknis potensi SAR pertolongan di permukaan air (Water Rescue) yang di selenggarakan selama 6 hari mulai dari tanggal 25 sampai 30 September 2023.
Kegiatan melibatkan 50 peserta yang terdiri dari instansi dan organisasi di tambah peserta dari empat desa. 50 peserta itu terdiri dari TNI,Polri, Dinas Kesehatan, BPBD, Satpol PP dan Damkar serta instansi penyelematan pada jiwa manusia yang berada di kepulauan Mentawai.
Pelatihan teknis potensi SAR pertolongan di permukaan air ini di buka PJ Bupati Mentawai, Fernando Jongguran Simanjuntak di dampingi Kakansar Mentawai, Rudi di hadiri unsur Forkopimda Mentawai bertempat di aula hotel Turonia.
Kegiatan ini mengusung tema” Melalui pelatihan potensi pencarian dan pertolongan pada permukaan air, kita laksanakan kolaborasi potensi SAR demi terciptanya quick respons SAR di wilayah kepulauan Mentawai”
Kakansar Mentawai, Rudi melalui Kasi Sumda, Zulfahmi menuturkan, materi yang di berikan kepada peserta ini, untuk teori di lakukan selama tiga hari dan praktek lapangan juga tiga hari yang berlokasi di perairan Mapadeggat.
Materi teori yang di laksanakan ini, pihaknya membagi kelompok peserta, dengan tujuan agar tersampaikan kepada personel masing-masing.
“Setiap personel harus melakukan uji coba, melatih dan menguji teori materi yang di sampaikan instruktur untuk di lakukan di lapangan” sebutnya kepada media, Selasa (26/9/2023).
Materi pelatihan ini meliputi pengenalan pertolongan pertama, bagaimana menilai korban, bagaimana mengevakuasi korban dalam pemindahan darurat. Kemudian peserta juga diperkenalkan alat-alat apung.
Nah, kalau korban yang di temukan patah tulang juga di kenalkan dengan cara bidai jelang di rujuk ke rumah sakit yang akan di tangani oleh ahlinya.
Dikatakan, ketika nanti ada kejadian korban patah tulang, kalau tidak ada peralatan bidai bisa menggunakan peralatan yang ada di sekitar kejadian seperti pelapa pisang, pelapa sagu atau yang lainnya.
“Intinya prinsisp-prinsip menangani korban, bagaimana cidera yang dialami korban tidak bertambah parah untuk di lakukan penanganan lebih lanjut” tuturnya.
Dia menyebut, efektifnya meteri yang di sampaikan instruktur kepada peserta ini di bagi beberapa kelompok, agar semua peserta bisa mencoba dan melakukan saat di lapangan.
Sementara untuk praktek di lapangan, bagaimana peserta melihat perpusaran arus, akses masuk dalam air, bagaimana memdekati korban, menggunakan peralatan untuk menyelematkan korban yang akan di evaluasi menuju ambulance.
“Pelatihan teknis potensi SAR ini, bagaimana peserta bisa melakukan pertolongan pertama dalam menyelematkan jiwa manusia” kata Zulfahmi.
Jadi, semakin banyak masyarakat yang mampu melakukan pertolongan ketika terjadi musibah, tentu semakin banyak jiwa manusia terselamatkan, ujarnya lagi.
Pelatihan teknis potensi SAR yang di ikuti 50 peserta ini, kita berharap ketika ada kejadian, penanganan korban bisa lebih cepat serta memberikan pertolongan pertama” tutupnya mengakhiri, (Ers).
Editor : Tim Redaksi