INFO|MENTAWAI – Pagi itu tepatnya, senin (4/9/2023), Dedi Sakerebau bersama istrinya yang tengah mempersiapkan peralatan di sambangi salah seorang warga untuk bersama-sama pergi ke ladang.
Sorak sorai di pagi itu menyambut sang mentari, warga di Dusun Srilangai, Desa Malancan, Kecamatan Siberut Utara, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar), bergegas untuk beraktivitas.
Derap langkah mereka baik tua dan muda menyusuri jalan yang cukup membakar adrenalin, pagi itu terlihat matahari dibaluti awan dan tak terasa waktu telah menunjukan pukul 08.00 WIB.
Tak terasa, keringat mengucur dari kening usai mengarungi perjalanan menuju perladangan untuk berkebun pisang.
“Iya pak, di Desa kami ini untuk memenuhi kebutuhan hidup, kami harus ke ladang berkebun pisang dan melaut itu pun melihat kondisi cuaca” ungkap Dedi Sakerebau kepada penulis.
Geografis wilayah mereka di dominasi laut dan sebagian hamparan perbukitan. Kondisi inilah yang membuat warga tak mampu berbuat banyak hanya pasrah pada keadaan.
Mata pencaharian kami di sini rata-rata sebagai petani, melaut ketika cuaca bersahabat dan beternak secara musiman. Hal ini membuat warga hanya bertahan hidup dan mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Semenjak adanya penampung, harga pisang membaik, pisang yang di tanam warga tidak lagi terbuang begitu saja, bahkan warga semakin semangat untuk meningkatkan produktivitas pisang.
Penanaman pisang pun di lakukan secara teratur di setiap masing-masing kebun warga dan di rawat dengan baik, agar perkembangan pisang semakin bagus dan berkualitas.
Fokus Berkebun Pisang
Babinsa Koramil 01/Sikabaluan bantu warga berkebun pisang di Dusun Srilangai milik Dedi Sakerebau.Foto : ist
Dedi Sakerebau warga Dusun Srilangai, Desa Malancan, Kecamatan Siberut Utara ini mulai fokus berkebun pisang sejak adanya penampung, dari situ dia serius untuk menjadi petani pisang di kampungnya.
Untuk menempuh pusat kecamatan di Muara Sikabaluan memang agak cukup jauh dengan beban pisang yang di bawa menggunakan bentor, nantinya akan di bawa ke pelabuhan pokai tempat bersandarnya kapal ASDP
Mobilisasi hasil bumi yang di bawa ini di dampingi Babinsa Koramil 01/Sikabaluan, Kodim 0319/Mentawai, Serda Muskhandar di perjalanan sambil berbincang dan tak terasa sudah sampai di pelabuhan.
Dari Muara Sikabaluan menuju pelabuhan Pokai menempuh jalan sekitar 7 km di perkirakan jarak tempuh menggunakan bentor sekitar 1 jam perjalanan.
Jenis pisang yang di kembangkan warga yang berada di pedalaman Siberut Utara ini jenis pisang songir dan pisang Abu, harganya cukup memuaskan.
Tak kalah pentingnya berkebun pisang yang di geluti Dedi Sakerebau ini memberikan dampak ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarganya dan hasilnya menjanjikan.
Beda dulu, pisang tidak terlalu berharga, sehingga masyarakat hanya menanam pisang untuk kebutuhan sehari-hari saja. Namun, dengan kondisi sekarang pisang sudah memiliki pangsa pasar yang baik.
Kalau kita melihat dari tiga pulau besar yang ada di kabupaten kepulauan Mentawai ini mulai dari pulau Sikakap, Sipora dan pulau Siberut, hampir rata-rata masyarakat fokus berkebun pisang, karena harganya menjanjikan.
Foto : Babinsa Koramil 01/Sikabaluan bantu mobilisasi pisang warga menuju pelabuhan pokai
Pisang di kepulauan Mentawai, memang melimpah, namun menjadi keluhan masyarakat itu terkait transportasi yang hanya sekali seminggu, sementara pasokan pisang melimpah ruah, sehingga pisang banyak yang tak tertampung oleh kapal.
Dampak dari sekali seminggu kapal ASDP masuk, maka pisang yang di tampung pengepul dari masyarakat banyak yang rusak, sehingga kebutuhan pisang yang di bawa menuju Padang semakin berkurang.
Berkaca dari perekonomian yang selama ini, maka harapan untuk meningkatkan penghasilan keluarga melalui kebun pisang sudah mulai di rasakan khususnya masyarakat di Dusun Srilangai, Desa Malancan.
“Kami menanam pisang hanya sebatas untuk makan saja, selebihnya di berikan makan ternak, dulu tidak ada penampung pisang, sehingga pisang tidak berharga” ungkap Dedi Sakerebau mengisahkan hasil pertanian pisang yang di alaminya.
Babinsa Pulau Terluar Rawat Perekonomian Warga
Kehadiran Babinsa di tengah masyarakat guna meningkatkan perekonomian warga binaannya yang memiliki peran penting dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di wilayahnya.
Prajurit berseragam loreng dengan fisik kekar turun ke lokasi kebun pisang warga untuk membantu dan merajut harapan dalam merawat perekonomian masyarakat yang lebih baik lagi.
“Kami dari TNI membangun sinergitas lintas sektoral, termasuk pemerintah Kabupaten, pemerintah Desa, dan masyarakat setempat untuk mewujudkan perekonomian warga di sektor pertanian” ungkap, Babinsa Koramil 01/Sikabaluan, Kodim 0319/Mentawai, Serda Muskhandar.
Berbekal tenaga dan pikiran, Babinsa berjibaku membantu petani memanen pisang yang akan di kumpulkan di muara Sikabaluan yang nantinya akan di langsir menuju pelabuhan Pokai.
Memang tak semudah jari menarik pelatuk senjata api untuk menembak sasaran atau melumpuhkan musuh, namun sasaran kali ini dibutuhkan sentuhan gemulai jemari dari fisik yang kekar agar masyarakat terbantu.
“Bersenjatakan” parang, panen pisang milik warga dapat diselesaikan dan membawa hasil yang maksimal, bahkan kehadiran Babinsa sangat membantu masyarakat di wilayahnya dalam program pemberdayaan.
Peran Babinsa di Tengah Masyarakat Dalam Membantu Kesulitan Warga
Foto : Warga bersama Babinsa Koramil 01/Sikabaluan bersinergi tingkatkan kebun pisang.
Upaya meringankan beban warga binaannya, Babinsa Serda Muskhandar yang memiliki tubuh kekar ini tidak di ragukan lagi perannya di tengah masyarakat, demi kebutuhan warga dirinya tak enggan membantu pasarkan hasil panen pisang warga.
“Ini sudah menjadi tugas dan kewajibannya kami sebagai aparat teritorial untuk mendampingi dan membantu petani, agar mendapatkan hasil yang memuaskan” tandasnya.
Terkait dengan keluh kesah masyarakat soal transportasi yang hanya satu kali seminggu masuk ke pelabuhan Pokai, Babinsa Serda Muskhandar juga berupaya berkoordinasi dengan pihak ASDP termasuk jajaran pemerintah setempat, untuk meminta rute kapal bisa dua kali seminggu, supaya hasil bumi masyarakat tidak terbuang begitu saja.
Dandim 0319/Mentawai, Letkol Inf Suirwan, S.I.P menyebut, pemberdayaan peningkatan ekonomi warga melalui berkebun pisang yang di lakukan prajurit TNI ini sudah menjadi tugas Babinsa yang berada di wilayahnya masing-masing.
Babinsa punya peran untuk selalu aktif membantu persoalan di tengah masyarakat, baik soal ekonomi, pertanian, pemerintahan Desa maupun yang lainnya. Konsep ini memang harus diterapkan semua prajurit Kodim 0319/Mentawai.
“Tugas babinsa menitikberatkan kepada pemberdayaan guna membantu kesulitan masyarakat, sehingga setiap wilayah di ketahui apa yang terjadi kondisi sosial di tengah masyarakat” terang Letkol Suirwan, S.I.P, Dandim 0319/Mentawai.
Foto : Babinsa Koramil 01/Sikabaluan, Serda Muskhandar bantu pasarkan pisang warga kepada agen yang berada di pelabuhan pokai.
Pendampingan yang di lakukan Babinsa dalam meningkatkan perekonomian warga dengan berkebun pisang sangat membantu masyarakat, bahkan juga membantu program pemerintah Desa Malancan.
Bagi Jalimin Saleleu selaku penguasa wilayah Desa tak tinggal diam, Jalimin terus memberikan support dan semangat kepada aparat teritorial dan warganya untuk terus produktif dalam meningkatkan perekonomian di wilayahnya.
Seiring waktu berjalan roda perekonomian di wilayahnya sudah mulai bangkit dan hasil panen pisang warga pun menggeliat sebagai penghasil tambahan bagi masyarakat di Desa Malancan. Ini semuanya berkat kerjasama semua pihak terutama Babinsa Koramil 01/Sikabaluan sebagai aparat teritorial.
“Kami ucapkan terima kasih kepada TNI, sungguh bermanfaat bagi kami kehadiran Babinsa Koramil 01/Sikabaluan mendampingi warga binaan dalam berkebun pisang, sehingga memberikan manfaat penghasilan bagi masyarakat” kata Kepala Desa Malancan, (Ers).
Editor : Tim Redaksi