Kondisi kapal batu si Malin Kundang di Pantai Air Manis Kecamatan Padang Selatan Kota Padang.(ist) |
INFONUSANTARA.NET – Ketua Komisi III DPRD Kota Padang, Boby Rustam menyayangkan kondisi terkini ikon wisata di Pantai Air Manis, Batu Malin Kundang yang tenggelam bak menjadi kolam ikan dan terkesan tak terurus.
Sangat disayangkan itu kenapa Batu Malin Kundang yang notabene ‘ikon’ posisinya sekarang terbenam. Disisi lain, tenggelamnya Batu Malin Kundang tentu berdampak bagi sektor pariwisata.
Jika lihai objek wisata ini pastinya akan menguntungkan dan meningkatkan perputaran uang dan pendapatan daerah.
Anggota Dewan dari Fraksi Gerindra yang juga berdomisili di Teluk Bayur ini melihat potensi wisata batu malin kundang seharusnya digarap semaksimal mungkin. Apakah dipugar atau dicarikan solusinya bagaimana bisa batu malin kundang yang menjadi ciri khas Kota Padang bisa kembali memikat.
Padahal sebagai ikon pariwisata yang mengandung nilai historikal, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang jauh-jauh datang kesini hanya untuk melihat batu malin kundang, bukan ingin melihat kolam ikan,” kata Boby Rustam, Selasa (29/8).
Ia menyebut akan menindaklanjuti berita yang heboh di jagat maya itu dengan memanggil pihak terkait terutama dinas pariwisata dan unsur-unsur yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan revitalisasi pantai air manis.
“Tatalaksananya tentu kita tidak bisa melangkahi. Jadi rencananya nanti meminta izin unsur pimpinan Ketua DPRD, akan bersurat kemudian survei dan sidak kesitu membawa Kepala dinas pariwisata, pengelola pantai dan pihak terkait. Apa rencananya dan apa solusi agar nilai historikal batu malin kundang bisa dikembalikan seperti semula kembali,” ujarnya.
“Dengan area batu malin kundang telah menjadi kolam Ikan Nila hingga Mujair tidak adalagi yang dibanggakan. Padahal dulu orang datang ke Padang mencari Pantai Air Manis melihat Batu Malin Kundang. Apa benar kisah legenda anak durhaka kepada orangtuanya yang dikutuk jadi batu itu. Sekarang apa, yang ditemukan hanya kolam ikan mujair,” ucapnya.
Selain itu, dengan viralnya kejadian ini, Boby menambahkan tentu membuat malu dan menjadi catatan keras bagi Pemko Padang. Padahal sektor pariwisata menjadi sektor penyumbang yang tinggi juga bagi perekonomian.
“Hal ini sangat disayangkan. Ini menjadi tanggungjawab bersama lagi, malu kita sebagai masyarakat Kota Padang,”tegasnya.
Terpisah, Dinas Pariwisata Kota Padang berjanji akan menyelusuri penyebab tenggelamnya Batu Malin Kundang tersebut. Hal ini di ungkapkan oleh Kepala Dinas Pariwisata kota Padang, Yudi Indra Sani saat di hubungi awak media.”Kita akan menelusuri kenapa Batu Main Kundang bisa bisa tenggelam,” ucapnya. Minggu (27/8).
Yudi juga mengatakan kawasan pantai air manis tersebut juga terbagi menjadi dua yakni yang dikelola oleh Pemko dan dikelola oleh masyarakat. “Kebetulan lahan pada objek wisata batu Malin Kundang tersebut merupakan lahan milik warga, jadi kita untuk perawatannya agak susah,” ucapnya.
Selain itu Ia menduga tenggelamnya batu tersebut diakibatkan air pasang yang menyebabkan terbenamnya batu malin kundang oleh air laut. “Terkadang pasang naik patung tersebut akan terbenam,”ungkapnya.
Meski demikian Yudi mengatakan akan berkoordinasi dengan masyarakat terkait terbenamnya patung batu malin kundang yang juga menjadi salah satu ikon wisata di Kota Padang tersebut.
“Kita telusuri dulu dan kita lakukan diskusi dengan masyarakat terkait objek wisata patung malin kundang terkait langkah kedepannya yang juga nantinya akan melibatkan pihak-pihak terkait mengenai penanganannya,” tuturnya.
Tenggelamnya Batu Malin Kundang sebagai daya pikat dari Pantai Air Manis, Kota Padang ditengarai akibat tidak ada akses air keluar di pendestrian yang di bangun untuk memudahkan akses pejalan kaki menuju batu Malin Kundang.
Alhasil, legenda turun temurun tersebut kian nelangsa, sudah dikutuk jadi batu kini tenggelam pula. Terlihat, beberapa jenis ikan air tawar seperti nila, mujair berenang berkelompok di lokasi terbenamnya batu Malin Kundang.
Walau tak ubah seperti kolam ikan, Batu Malin Kundang masih di kunjungi oleh wisatawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Mereka melakukan swafoto, walau ada larangan berswafoto di lokasi Batu Malin Kundang yang di buat oleh tukang foto keliling di Batu Malin Kundang.(*)