INFO|Payakumbuh – Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat bakal menggelar Festival Warisan Budaya Tak Benda Intagible Cultural Herritage Festival 12 hingga 17 Oktober 2023 mendatang, kegiatan dengan tema Suara Dalam Diri (The Voice Within) itu merupakan upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dalam pelindungan dan pelestarian Warisan Budaya, khususnya warisan tak benda.
Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan, salah satu upaya pelindungan dan pelestarian warisan budaya khususnya Warisan Budaya Tak benda melalui program dan kegiatan sebagai bentuk aktivasi dari WBTB yang telah ditetapkan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat diwakili Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minnangkabau, Aprimas saat memberikan sambutan dalam kegiatan Sosialisasi Festival Warisan Budaya Tak Benda Intagible Cultural Herritage Festival yang digelar di Agam Jua Cafe and Art Kelurahan Padang Tangah Balai Nam Duo Kecamatan Payakumbuh Barat.
“Kegiatan yang kita gelar (Festival) ini merupakan bentuk pelindungan dan pelestarian Warisan Budaya, khususnya warisan tak benda.” sebut Aprimas, Minggu (30/7/2023).
Nantinya dalam Festival itu akan ditampilkan sejumlah Warisan Budaya tak benda dari sejumlah daerah. Kegiatan sosialisasi ini merupakan aspirasi Ketua DPRD Provinsi Sumatera Barat, Supardi dengan menghadirkan Komunitas Film, Sanggar, Jurnalis, Bundo Kanduang dan Mahasiswa sebagai peserta sosialisasi.
Sementara Narasumber dalam kegiatan itu menghadirkan beberapa orang kurator (pengurus atau pengawas harta benda orang yang pailit, anggota pengawas dari perguruan tinggi, pengurus atau pengawas museum, atau orang yang mengelola dan mengawasi sesuatu yang berkaitan dengan koleksi museum, perpustakaan, dan lain-lain) diantaranya S. Metron Masdison, (direktur festival/kurator)
Donny eros (kurator), Buya Zuari Abdullah (Kurator) serta Aprimas (Kepala Bidang Warisan Budaya dan Bahasa Minnangkabau).
Sementara Supardi disela-sela kegiatan Sosialisasi mengatakan bahwa kegiatan Festival yang nantinya digelar merupakan bagian untuk terus mengenalkan atau memasyarakatkan warisan-warisan Budaya yang ada di Sumatera Barat ke dunia luar, khususnya di Luak Limopuluah, baik berupa kesenian maupun budaya.
“Melalui kegiatan Festival kita ingin terus mengenalkan atau memasyarakatkan warisan-warisan Budaya yang ada di Sumatera Barat, khususnya di Luak Limopuluah kepada semua pihak, terkhusus kepada generasi muda. baik berupa kesenian maupun budaya,” ucap Supardi kepada Wartawan.
Politisi Gerindra itu juga menambahkan, kegiatan yang digelar (Festiva) juga bertujuan menjadikan warisan budaya tak benda menjadi objek destinasi wisata unggulan di Sumatera Barat. Sebab terkait Pariwisata, yang bisa diunggulkan untuk bisa dilirik dunia adalah Pariwisata berbasis budaya.
“Kita berkeyakinan bicara tentang Pariwisata, maka yang bisa kita unggulkan untuk bisa dilirik oleh dunia itu adalah Pariwisata berbasis budaya. Makanya kita konsen terhadap peninggalan-peninggalan budaya tersebut,” ucapnya.
Nantinya menurut Supardi ada beberapa warisan budaya tak benda yang akan ditampilkan. Tidak hanya dari Sumatera Barat, namun juga dari beberapa Negara yang menyatakan kesediaannya untuk ikut dan tampil.
“Nantinya ada beberapa warisan budaya tak benda yang akan ditampilkan. Tidak hanya dari Sumatera Barat, namun juga dari beberapa Negara yang menyatakan kesediaannya untuk ikut dan menampilkan warisan budaya tak benda Negara mereka,” sebut mantan Anggota DPRD Kota Payakumbuh itu.
Dikatakan, ada beberapa warisan budaya tak benda yang ada di Sumatera Barat yang cukup dikenal dan sudah diakui oleh UNESCO diantaranya, Pencak Silat.
Supardi berharap kegiatan yang digelar dapat terus menambah kebanggaan masyarakat Indonesia, khususnya Sumatera Barat terhadap warisan budaya tak benda, sebad di dunia luar mereka sudah dahulu melakukan branding.
“Kalau dunia luar mereka lebih dahulu telah melakukan branding terhadap warisan budaya tak benda ini, maka diharapkan kepada masyarakat bisa upgrade/kolaborasi beberapa budaya yang ada di Sumatera Barat, sehingga bisa menjadi unggulan pariwisata dan menambah income perkapita, pertumbuhan ekonomi naik. Kita juga berharap masyarakat bisa mendukung dan tidak tergerus dengan budaya luar, sebab yang akan kita tampilkan adalah budaya kita.” sebut mantan Politisi PBB itu.
Kepada Pemerintah Kota Payakumbuh sebagai tuan rumah penyelenggaraan Festival Warisan Budaya Tak Benda [WBTB] Intagible Cultural Herritage Festival, ia berharap momentum kegiatan nantinya bisa dijadikan batu loncatan sebagaimana dahulu Payakumbuh Botuang Festival digelar.
” Kita berharap momentum kegiatan nantinya bisa dijadikan batu loncatan sebagaimana dahulu Payakumbuh Botuang Festival digelar. Sebab PBF bisa terus di follow up sebagai agenda tahunan.” tutupnya. (Ady)