Gambar:tentara, profesi,beijing,Polisi,Cina. Foto (pxhere.com) |
INFONUSANTARA.NET — Dalam satu dekade terakhir, China kembali meningkatkan stabilitas militernya secara drastis dengan meningkatkan anggaran militer mereka. Umumnya ini dianggap sebagai bentuk menjaga keamanan nasional dan bentuk dari kekhawatiran China terhadap potensi ancaman dari Negara Asia Pasifik lainnya seperti Jepang dan Korea.
Jepang merupakan salah satu Negara di bagian Asia Pasifik yang memiliki potensi yang besar untuk menjadi penguasa di Asia Pasifik. Kemungkinan hal ini menjadi salah satu penyebab insecurity China sehingga China semakin gencar meningkatkan stabilitas militer mereka. Peningkatan yang drastis ini tentunya menimbulkan persepsi negatif dari negara-negara Asia Pasifik yang berasumsi bahwa China memiliki kecendrungan untuk menjadi negara super power di Asia Pasifik.
Namun, China menganggap bahwa peningkatan ini dilakukan sebagai upaya mereka untuk berjaga-jaga atas segala ancaman dari luar. Karena sistem internasional bisa saja berubah dalam sewaktu-waktu, dan negara harus senantiasa dalam posisi yang siaga untuk menjamin keamanan internasional.
Beberapa upaya yang dilakukan China dalam misi memajukan stabilitas keamanan negara selain dengan meningkatkan anggaran militer mereka.
Diantaranya. Membangun pulau buatan di Laut China Selatan serta memperluas kehadirannya di wilayah laut China selatan. Hal ini memicu kontra dikalangan global karena China dianggap sebagai ancaman bagi negara-negara tetangganya. Upaya China ini tentu saja memicu adanya konflik dan ketegangan di wilayah tersebut.
Modernisasi kemampuan militernya. China mulai meningkatkan teknologi milter mereka dengan memodernisasi kekuatan militernya, seperti meningkatkan teknologi senjata militer agar lebih canggih, memperkuat angkatan laut dan angkatan udara, dan meningkatkan personel dari anggota militer mereka.
Mengklaim wilayah. Salah satu upaya China dalam meningkatkan stabilitas kekuatan negara mereka adalah dengan mengklaim wilayah-wilayah seperti Laut China Selatan dan Laut China Timur. Hal ini justru memicu risiko adanya konflik yang panas antar wilayah tersebut.
Dari berbagai upaya diatas, sebagian besar upaya yang China lakukan memiliki potensi ketegangan konflik antar negara dan antar wilayah yang besar. Tetapi mereka tetap pada fokus mereka untuk meningkatkan keamanan nasional mereka.
Jadi, sebenarnya mengapa China memiliki ambisi yang kuat untuk terus meningkatkan stabilitas militer mereka?
Selama berlangsungnya perang dingin, China memang berfokus kepada bagaimana cara agar keamanan nasional mereka tetap bertahan diantara persaingan kekuatan sekutu yang ganas. Pemerintah China menganggap dalam misi mempertahankan kedaulatan, kekuatan militer lah yang senantiasa harus diperkuat sebagai penopang misi mereka untuk menjaga keutuhan negara.
Selain itu, kondisi strategis China yang berada diantara Korea Selatan dan Jepang yang memicu potensi adanya konflik yang mungkin terjadi di kawasan Asia Timur. Ketiga negara ini memiliki kekuatan militer yang besar dan berpengaruh terhadap dunia internasional. Hal ini yang menyebabkan mereka sangat kompetitif dalam meningkatan stabilitas kekuasaan mereka.
Dalam hal ini, China-lah yang sangat berambisi untuk tetap unggul dan selangkah lebih maju dari kedua negara tersebut. Terlebih Jepang. Karena China tidak ingin Jepang kembali menguasai kawasan Asia Timur seperti dalam sejarah masa lalu. China juga menganggap Jepang sebagai ancaman untuk China karena hubungan kedekatan Jepang dengan Amerika dalam pembangunan sistem pertahanan.
Dari berbagai kekhawatiran China terhadap Jepang, Jepang turut merasa terguncang dan menaruh konsentrasi untuk meningkatkan keamanan nasional mereka dibalik upaya China yang dianggap sebagai “musuh besar” Jepang selain Korea Utara. Melihat kenaikan kekuatan militer China yang signifikan membuat Jepang juga melakukan upaya lebih untuk meningkatkan anggaran militer dan mempertahankan keamanan nasionalnya.
Hal ini merupakan dampak dari security dilemma yang menunjukkan adanya kekhawatiran suatu negara atas negara lain yang memicu mereka untuk turut melakukan peningkatan stabilitas keamanan mereka. China memang menganggap bahwa keamanan nasionalnya adalah prioritas utama mereka untuk melindungi dan mempertahankan wilayah mereka dari serangan internal maupun eksternal.
Persepsi-persepsi tersebut memberi pandangan bahwa China dan Jepang tidak memiliki rasa percaya satu sama lain sehingga mereka sama-sama merasa bahwa salah satu diantara mereka memiliki niat yang jahat atas negara mereka.
Kondisi ini pernah dibahas oleh Robert Jervis dalam The Spiral of International Insecurity. Ia berasumsi bahwa negara yang meningkatkan kemampuan mereka untuk alasan keamanan bisa memiliki peningkatan yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Terlalu banyak karena kemampuan itu bisa digunakan sebagai alat mereka untuk menyerang negara lain, dan terlalu sedikit karena negara yang merasa terancam tersebut akan meningkatkan kemampuan mereka juga dan membuat negara yang ‘mengancam’ tidak aman. Karena itu sebuah negara memiliki dilema atas tindakan yang dilakukan oleh negara lain. Apakah negara lain akan mengancam negaranya atau tidak. Atau mungkin dilema dalam memaknai kemampuan dari negara lain, apakah dengan kemampuan itu suatu negara bisa mengancam negaranya atau tidak.
Bagaimanapun, setiap negara memang sama-sama memiliki tujuan untuk menjaga apa yang mereka punya dan mewaspadai apa yang menurut mereka mengancam. China melakukannya dengan baik, namun hal tersebut dinilai berlebihan oleh global dan justru membuat negara-negara lain merasa terancam.
Dari berbagai faktor China diatas, ada juga beberapa faktor lainnya yang membuat China terus meningkatkan kemampuannya.
Antara lain. Kepentingan Strategis dikawasan Asia Pasifik seperti Laut hina selatan dan Laut China Timur yang dianggap penting bagi keamanan ekonomi mereka.
China memiliki ambisi untuk menjadi kekuatan salah satu negara dengan kekuatan yang global yang diakui dan juga dihormati sehingga China senantiasa meningkatkan pengaruh geopolitiknya di dunia.
China menegaskan bahwa kebijakan luar negeri mereka tidak bermaksud untuk mengancam negara lain. Mereka hanya ingin mencapai kemakmuran dan keamanan nasional mereka. Serta untuk menjaga stabilitasnya di kawasan Asia Pasifik. Maka dari itu pentingnya diplomasi yang lebih aktif antar negara China dan negara-negara tetangganya agar mereka bisa mencapai stabilitas dan perdamaian di kawasan Asia Pasifik.
Penulis:Shasta Yazira Zahra.
Mahasiswi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta