INFONUSANTARA.NET — PT Bio Farma akan semakin kokoh di industri Global Healthcare dengan bergabung dalam Global Standard 1 atau GS1. Bio Farma bahkan didapuk menjadi jajaran board member SG1 Indonesia.
Untuk diketahui, GS1 adalah organisasi non profit berskala multinasional. Sistem GS1 adalah salah satu sarana mengidentifikasi produk/jasa dari Indonesia agar mempunyai daya saing dan menggunakan standar global. Tidak hanya itu, setiap produk dari Bio Farma juga akan memiliki Global Trade Item Number (GTIN) atau nomor barang dagang global, yaitu ID unik sebuah produk yang diakui secara internasional.
Direktur Utama PT Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan, kerjasama ini merupakan lompatan yang besar. Sebab, penggunaan standar GS1 ini akan berdampak positif pada sisi ekspor atau pun ketahanan kesehatan nasional.
”Ini menjadi awal yang baik untuk menatap Ketahanan Kesehatan Indonesia dan industri farmasi internasional,” papar Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir.
Honesti mengatakan, pandemi memang mengubah semuanya. Termasuk tatanan hidup masyarakat termasuk bidang kesehatannya. Dulu, Indonesia masih kesulitan untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan. Sebab, tidak memiliki data dan angka pasti.
”Dengan digitalisasi, Bio Farma bisa mendistribusikan 400 juta dosis vaksin, ke 17 ribu pulau di Indonesia secara realtime, by name, by address hingga kapan vaksin tersebut disuntikkan ke penerima,” papar Honesti.
Hal ini menjadi bukti, jika Bio Farma sekuat tenaga tidak hanya mendistribusikan vaksin tapi juga menyajikan data yang lengkap ke pemerintah dalam pendataan Kesehatan penduduk Indonesia.
Direktur Transformasi dan Digital Bio Farma, Soleh Ayubi, menyampaikan bahwa dengan kerjasama yang dijalin dengan GS1, sejalan dengan objective Bio Farma untuk semakin berperan dalam industri global healthcare. Bio Farma akan lebih mudah dalam aktivitas ekspor ke berbagai negara dengan aman dan dipercaya karena memiliki penomoran yang spesifik sehingga produk dan layanannya tidak bisa dipalsukan dengan Global Trade Item Number (GTIN). Sebab, WHO pada 31 Desember 2021 sudah mewajibkan seluruh industri untuk menerapkan standar SG1.
”Standarisasi global di GS1 ini menjadi rujukan dunia untuk 115 negara yang sudah terasosiasi. Terlebih lagi, WHO tidak hanya mewajibkan negara industri yang mengekspor, tapi negara penerimanya pun menerapkan standar yang sama,” urainya sambil menambahkan, Bio Farma sudah menerapkan standar SG1 sejak 2015.
Sementara itu, kiprah Bio Farma dalam global healthcare ini juga juga menempatkan wakilnya Vice President Distribusi dan Layanan Penjualan PT Bio Farma, Yudha Bramanti sebagai board member GS1 Indonesia, Rabu (8/2/2023).
”Mudah-mudahan ini menjadi kolaborasi yang lebih baik lagi ke depan. Harapan besarnya, Bio Farma makin maju lagi memainkan peran lebih besar di nasional dan pasar global,” tegas Yudha.
Dengan kerjasama ini, kata Yudha, Bio Farma bisa mendorong implementasi standarisasi internasional ke grup BUMN Farmasi dan mensosialisasikan standar ekosistem healthcare yang sama di pemerintahan. (*)