INFO|MENTAWAI – Mulsa adalah bahan yang disebarkan atau diletakkan di atas permukaan tanah sebagai penutup dan Jenis mulsa yang digunakan akan bergantung pada fungsi dan nilai estetika bentang alam.
Untuk kebutuhan tanaman, mulsa bisa di buat dari kompos atau pupuk kandang serta bahan anorganik, jadi apapun mulsa yang akan di pilih dan sesuai dengan tata caranya maka akan mendapat hasil maksimal.
Hal itu di sampaikan pemilik lahan, Bapak Ismail (53) warga Dusun Adduru, Desa Goiso’oinan, Kecamatan Sipora Utara saat memberikan penjelasan soal mulsa kepada masyarakat yang di dampingi Yayasan Farmer’s Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD) .di lokasi persawahan Dusun Pogari, Rabu (10/8/2022)
Dia menyebut, pengalaman yang di sampaikan kepada para petani terkait soal mulsa ini sebelumnya dia telah mengikuti pelatihan di Bandar Buat, Padang beberapa pekan lalu dalam pengelolaan sawah maupun tanaman.
Memang beda, kata dia kalau dari segi pertumbuhan sawah dengan menggunakan mulsa tanpa olah tanah cepat perkembangannya, tetapi kalau menggunakan metode tidak menggunakan mulsa akan lambat pertumbuhannya termasuk soal hasilnya.
“Kita coba terapkan ilmu ini kepada masyarakat sistim pengolaan tanaman tanpa olah tanah dengan menggunakan musla, karena kerjanya praktis hasil maksimal” sebut Ismail
Dikatakan, prinsipnya bagaimana ilmu ini di terapkan dan merobah cara, agar hasil pertanian lebih meningkat khususnya kepada masyarakat petani yang berada di Dusun Adduru dan Pogari.
“Ini perdana kita lakukan penanaman tanpa olah tanah, semoga hasilnya dengan menggunakan musla memuaskan dan dapat di galakkan para petani nantinya” imbuhnya.
Dia menjelaskan, dalam proses penanaman di perlukan bedengan sebagai tempat penampung air untuk penyerap tanah. Nah, mulsa yang di atas tanah gunanya untuk pelembab dan mulsa yang sudah lama dapat di jadikan pupuk.
“Pengetahuan ini, kita tularkan kepada masyarakat yang belum mengetahui pola pengelolaan mulsa tanpa olah tanah, kerja praktis, hasil meningkat” kata dia.
Pasalnya, dengan lahan satu hektar tidak menggunakan mulsa hanya menghasilkan 4 ton, sementara ketika menggunakan pola pengolaan mulsa tanpa olah tanah, hasil panen bisa mencapai 6 ton, sebut Ismail.
Dia menyebut, yang menjadi kendala di lokasi pertanian di wilayah Pogari ini hanya kepiting sawah yang merusak tanaman, maka dalam hal ini untuk membasminya perlu ada kajian yang bagus.
“Hari ini kita sudah menggunakan mulsa dalam pengolaan sawah atau tanaman tanpa olah tanah dan tidak menggunakan pupuk kimia lagi” terangnya.
Editor : Heri Suprianto