INFONUSANTARA.NET – Talasemia adalah penyakit keturunan (kelainan genetik) akibat kelainan sel darah merah yang dapat menyebabkan penderita harus melakukan transfusi darah sepanjang usianya. Penyakit tersebut bisa dicegah melalui deteksi dini.
Talasemia dapat diturunkan dari perkawinan antara dua orang pembawa sifat. Seorang pembawa sifat talasemia secara kasat mata tampak sehat (tidak bergejala), hanya bisa diketahui melalui pemeriksaan darah dan analisis hemoglobin.
Cara mengetahui seorang talasemia dilakukan melalui pemeriksaan riwayat penyakit keluarga yang anemia atau pasien talasemia, pucat, lemas, riwayat transfusi darah berulang, serta pemeriksaan darah hematologi dan Analisa Hb.
“Kali ini Motivasi tentang Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang / Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang, Para orang tua bagi anaknya yang menderita thalasemia di ajak untuk mengikuti kegiatan penelitian pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 11-12 Juni 2022 di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Dalam kegiatan dijelaskan juga apa itu thalassemia, Thalasemia merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang ditandai dengan anemia pada tahun pertama kehidupan yang membutuhkan transfusi darah seumur hidup.
Transfusi darah yang berulang menyebabkan kelebihan beban zat besi dan sejumlah komplikasi yang muncul pada saat dewasa atau dewasa muda.
Kelebihan beban besi tidak hanya diakibatkan oleh transfusi, namun juga oleh absorbsi besi yang berlebihan oleh usus yang terus berlangsung meskipun telah terjadi peningkatan kadar besi dalam tubuh. Kadar besi yang melebihi kemampuan transferin untuk mengikat besi mengakibatkan kadar besi bebas dalam tubuh meningkat.
Ferritin serum merupakan ciri paling sederhana dan paling banyak digunakan untuk pemeriksaan kadar besi tersebut.
Intoksikasi besi secara umum merusak seluruh organ termasuk kelenjar endokrin, namun sulit untuk menentukan prevalensi kejadian komplikasi endokrin pada penderita thalassemia karena adanya perbedaan yang cukup besar dalam hal usia dimulainya terapi kelasi besi, derajat dan jenis kelasi yang digunakan, kadar hemoglobin sebelum dimulainya transfusi, dan angka keselamatan yang terus meningkat pada penderita thalassemia yang mendapat terapi kelasi besi yang adekuat.
Gangguan pertumbuhan merupakan salah satu komplikasi thalassemia yang paling sering dan dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.
Keikutsertaan anak Bapak/Ibu pada penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela. Perneriksaan darah pada penelitian ini bersifat gratis dan tidak menimbulkan efek samping pada anak.
Jika bapak/ ibu memiliki pertanyaan atau merasa tidak nyaman selama penelitian ini berlangsung, bapak/ibu dapat menghubungi dokter peneliti dr. Nova Linda Alamat: Jln. Agam 3 No. 270, Siteba, Padang No. HP : 08116658868, ini adalah bentuk himbauan dari Club thalasemia.
“Mendengar himbauan tersebut tentu saja kami selaku orang tua Sindi Rahayu Ningsih sangat tertarik dengan penelitian tersebut”, apalagi kami juga hampir setiap waktu yang telah di jadwalkan selalu melakukan kontrol anak kami Sindi ke RSUP M Jamil Padang, ucap Fitri Yani selaku orang kepada awak media.
Sengaja kami ambil jadwal hari Minggu karena pada hari Sabtunya anak kami Sindi baru siap ujian penilaian akhir tahun (PAT), pada kesempatan itu Sindi pun bertemu dengan belasan teman-teman yang sama penderita thalasemia.
Pada kesempatan itu sebuah keluarga yang berasal dari Lubuk Minturun RT 01 RW 02 Norisman Putra dengan sapaan akrab dipanggil dengan Noris dan istrinya Revita, mereka membawa 3 orang anaknya, sedang yang sulung Refan berumur 7 tahun, dan anak yang nomor 2 seorang putri umur 6 tahun bernama Fania, dan si bungsu dipanggil dengan nama Faira umur 4 tahun.
Setelah melakukan cek laboratorium dua orang diantaranya dinyatakan mengidap thalasemia mayor, dan si bungsu berusia 4tahun belum dilakukan cek laboratorium ungkap Noris sewaktu diminta keterangan oleh wartawan.
Norisman yang pekerjaan sehari-harinya sebagai tukang ojol sedangkan sang isteri seorang Ibu rumah tangga, ia mengatakan setelah melakukan cek labor beserta istrinya juga dinyatakan mengidap penyakit thalasemia minor, sedangkan kedua orang anaknya mengidap penyakit thalasemia mayor, tetapi sepasang suami istri tersebut selalu dengan setia mengawal sibuah hatinya dengan penuh semangat.
Dalam pertemuan penelitian tersebut belasan dari orang tua yang hadir yaitu PaPa dan Mama juga diikutsertakan dengan anak yang menderita penyakit thalasemia yang sangat tampak akrab dan terlihat saling berbagi informasi saat itu. (YB)