 |
| Presiden Joko Widodo.(ist) |
INFONUSANTARA.NET — Pengamat politik, Rocky Gerung mengomentari soal PDIP yang disebut ingin memutuskan asosiasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Rocky menyarankan bahwa jika PDIP memang ingin memutuskan asosiasi, mustinya mereka menarik kader-kader mereka dari kabinet menteri Jokowi.
Pernyataan itu diperoleh Terkini.id dari video berjudul “Ingat Bu Megawati, NKRI Bukan Milik PDIP” yang tayang di Rocky Gerung Official pada Minggu, 8 Agustus 2021.
Awalnya, Rocky mengatakan bahwa meskipun PDIP dan Jokowi nampak saling ingin melepaskan keterkaitan antara satu sama lain, publik sudah terlanjur menganggap mereka melekat.
Hersubeno Arief sebagai pewawancara lalu menrespons bahwa PDIP nampaknya harus berpikir keras untuk mencari strategi komunikasi politik yang baru.
Menanggapi itu, Rocky Gerung lalu menyampaikan saran soal strategi komunikasi politik yang baru yang bisa diambil PDIP.
“Ya mestinya PDIP ngikut Malaysia gitu, tarik menteri-menterinya tuh. Itu baru terlihat ada oposisi yang otentik,” katanya.
Jikapun PDIP masih segan untuk menarik menteri, kata Rocky, mereka bisa menarik semua kader yang menjabat sebagai komisaris BUMN.
Menurut Rocky, rakyat akan menilai bahwa PDIP benar-benar ingin bersama mereka apabila hal itu dilakukan.
“Selama komisaris PDIP masih bertebaran di segala macam BUMN, oh rakyat nggak percaya. Jadi begitu kira-kira, akal sehat publik begitu bekerjanya,” jelasnya.
Dilansir dari Kata Data, PDI Perjuangan menyumbang paling banyak menteri di kabinet Presiden Jokowi, yakni lima orang.
Di awal pelantikan, ada lima kader PDIP di kabinet terebut, yakni Tjahjo Kumolo, Menteri PAN-RB; Yasonna Laoly Menteri Hukum dan HAM; Juliari Batubara, Menteri Sosial; Pramono Anung, Sekretaris Kabinet; dan Gusti Ayu Bintang Darmavati, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Belakangan, Juliari Batubara dicopot pada saat tersandung kasus korupsi dan digantikan oleh Tri Rismaharini yang juga kader PDIP.
Source:terkini.id