Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani |
INFONUSANTARA.NET — Ketua DPR RI Dr. (H.C) Puan Maharani bersyukur bahwa vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui sudah dapat dilaksanakan dengan tiga jenis vaksin, yaitu vaksin Covid-19 platform mRNA Pfizer dan Moderna, serta vaksin platform inactivated virus Sinovac. Untuk itu, Puan mengajak ibu hamil dan ibu menyusui untuk segera mengikuti program vaksinasi ini.
“Saya sangat bersyukur bahwa sudah ada vaksin untuk ibu hamil dan ibu menyusui masuk di Indonesia. Maka, mari disegerakan untuk mengikuti vaksinasi ini agar dapat menjaga kesehatan, baik ibu dan sang buah hati,” kata Puan dalam keterangan persnya pada Rabu, 4 Agustus 2021.
Menurut Puan, Ibu hamil dan ibu menyusui termasuk dalam kelompok rentan akan penularan virus Covid-19, maka itu harus diprioritaskan pelayanan kesehatannya. Terlebih, dunia sedang menghadapi berbagai varian baru dari virus corona yang terus berkembang.
Ditambah lagi, studi telah membuktikan bahwa risiko gejala covid-19 pada ibu hamil bisa lebih berat. Oleh karena itu, vaksinasi disarankan agar bisa meminimalisir risiko serta kemungkinan penularan virus ini pada ibu hamil dan menyusui.
Puan mengimbau untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan segenap keluarga segera mengikuti program vaksinasi yang tersedia di lokasi terdekat dari tempat tinggal. Tentunya dengan memastikan kesehatan dan rekam medis agar dapat menyesuaikan kondisi dengan jenis vaksin yang diterima.
Menurut data yang diterima Puan, vaksinasi pada saat kehamilan bisa dilakukan bila usia kehamilan sudah berada di atas 12 minggu. Selain itu, kesehatan penerima vaksin pun harus dipastikan dalam keadaan baik.
“Kondisi mengandung dan menyusui ini merupakan masa-masa yang indah, tetapi penuh perjuangan, apalagi di era pandemi seperti sekarang. Kesehatan ibu dan anak harus terus kita upayakan,” tutur Politisi PDI Perjuangan itu.
Puan melanjutkan bahwa dukungan penuh keluarga sangat dibutuhkan. Selain untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi, juga untuk terus mengupayakan rasa aman secara mental ketiga ibu hamil dan ibu menyusui menyiapkan diri untuku divaksin.
“Harus ada sinergi dalam keluarga untuk saling menguatkan. Bagaimana pun juga, ini adalah langkah yang krusial dalam menyelamatkan generasi penerus bangsa,” ujar Puan.
Puan mengingatkan bahwa tumbuh kembang anak bukan baru dimulai ketika mereka lahir, tetapi sudah sejak dalam kandungan. Kesehatan janin menentukan kesehatan anak seterusnya, termasuk masa depan mereka.
Puan juga meminta Kementerian Kesehatan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Satgas Covid-19, dan tokoh-tokoh dari berbagai lapisan masyarakat untuk bekerja sama dalam edukasi vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui ini. Komunikasi publik dibutuhkan agar para ibu dan keluarga mendapatkan informasi lengkap yang meyakinkan mereka untuk melakukan vaksin.
“Banyak keraguan tentang vaksinasi datang karena kurangnya informasi. Apalagi bagi ibu dan keluarga, mereka pasti ingin memastikan bahwa vaksinasi ini membawa dampak positif, maka edukasi harus digencarkan,” ujar Alumni Universitas Indonesia itu.
Komunikasi publik sebagai upaya penyebaran informasi dan edukasi ini, tutur Puan, harus menjadi program utama pihak-pihak tersebut. Sehingga, program vaksinasi untuk ibu hamil dan menyusui dapat berjalan dengan lancar dan merata di seluruh Indonesia.
“Sebarkan informasi dengan merata, jangan sampai ada misinformasi atau ketimpangan pengetahuan yang kemudian membuat menciptakan ketidakmerataan vaksinasi di pelosok Tanah Air,” kata Puan.
Puan berharap bahwa keberadaan vaksin untuk ibu hamil dan ibu menyusui tersebut dapat mengurangi angka kasus positif Covid-19 pada kategori ini. Lebih baik lagi bila dapat mengurangi risiko penularan hingga kematian secara signifikan.
Pasalnya, menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) yang dikumpulkan sejak April 2020 hingga April 2021, mencatat ada 536 ibu hamil yang dinyatakan positif Covid-19. Sebanyak 3 persen dari angka itu dinyatakan meninggal dunia.
Dari data di atas, terhitung sekitar 72 persen di antara ibu hamil tersebut terpapar virus corona pada usia kandungan 37 minggu. Tidak sedikit pula dari mereka yang terpapar sebagai orang tanpa gejala (OTG), lalu tidak menyadari sedang sakit.
“Mari kita sukseskan program vaksinasi bagi ibu hamil dan menyusui ini. Kita lindungi ibu-ibu hebat Indonesia, kita lindungi anak-anak yang menjadi berkah rezeki dari Yang Maha Kuasa, sebagai generasi penerus bangsa ini,” ujar Puan.
Laporan: Mela