Rektor sekaligus Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin. Foto: Istimewa | 2022 ada agama baru lahir di Indonesia dan siap goncang dunia |
INFONUSANTARA.NET – Menanggapi adanya narasi ramalan yang menyebut agama baru akan lahir di Indonesia pada tahun 2022 dan bakal menggemparkan dunia menghebohkan publik.
Ramalan tersebut diungkapkan seorang peramal terkenal asal Perancis, Michael Nostradamus. Ia diketahui masih memiliki garis keturunan Yahudi.
Rektor sekaligus Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin menjelaskan fenomena tersebut wajar terjadi di Indonesia.
Dia menjelaskan, hal itu tentu didasari pada gaya hidup budaya masyarakat Indonesia yang dikenal agamis dan religius terhadap kepercayaannya.
Makanya tak heran, kalau sejumlah aliran kepercayaan baru bermunculan di Indonesia sehingga membentuk adanya ritual, doktrin, hingga kelompok agama baru.
“Wajar (ada prediksi semacam itu), orang Indonesia itu agamis dan sangat religius. Sebetulnya kalau muncul keyakinan seperti itu sangat wajar dan Indonesia ini sangat subur munculnya agama, ritual-ritual keagamaan, doktrin keagamaan, dan kelompok agama baru itu tak pernah berhenti di Indonesia,” kata Al Makin saat diwawancara Hops.id pada Rabu, 9 Juni 2021.
Sebagaimana yang tertuang dalam karyanya, yakni sebuah buku berjudul ‘Nabi-Nabi Nusantara’, Indonesia sebenarnya tidak akan pernah berhenti melahirkan nabi-nabi dan agama baru.
“Dalam buku saya, nabi-nabi nusantara judulnya, saya terangkan di situ, bahwa Indonesia tidak akan pernah berhenti melahirkan nabi baru, melahirkan agama baru, dan satu diadili, maka yang lain akan bermunculan. Satu disalahkan, misalnya diadili MUI atau pemerintah, maka yang lain akan muncul,” ujarnya.
Oleh sebab itu Al Makin mengimbau kepada semua pihak, khusunya pemerintah agar mampu memanfaatkan kreativitas dari kemajemukan aliran agama yang tumbuh di masyarakat Indonesia.
“Maka solusi terbaik tidak ada cara lain, selain memanfaat kreativitas mereka. jadi misalnya partai politik, itu kan mendirikan partai politik. kalau di Amerika banyak ilmuwan, ya akhirnya melahirkan vaksin, di Jerman pun demikian. Nah di Indonesia, orangnya percaya sama agama yang seperti itu, ya wajar kalau melahirkan agama baru,” tuturnya.
Terlebih, kata Al Makin, pemerintah dan lembaga terkait harus memberikan ruang terbuka bagi rakyatnya untuk berekspresi.
“Pemerintah harus mengayomi, memberi hak kepada setiap warga untuk berekspresi. Kebetulan kita tidak berternak ilmuwan, maka lahirnya seperti itu. Kalau pemerintah berternak ilmuwan, membiayai riset, laboratorium, maka akan melahirkan ilmu pengetahuan. Tapi itu tidak terjadi di Indonesia, maka lahirnya seperti itu,” imbuhnya.
Source: Hops.id