Fauzi Bahar Datuk Nan Sati Tetap Berjuang Tegakan Marwah Adat dan Budaya Ranah Minang. |
INFONUSANTARA.NET — Siapa yang tidak kenal dengan Letkol Laut (P) (Purn.) Dr. H. Fauzi Bahar, M.Si. gelar Datuk Nan Sati. Bagi warga Sumatera Barat, khususnya Kota Padang, Fauzi Bahar dikenal sebagai sosok Wali Kota yang gigih berjuang memberantas maksiat di Ranah Bingkuang.
Semasa menjadi Wali Kota Padang, Fauzi Bahar membuat beberapa regulasi yang mewajibkan siswa-siswi muslim berpakaian muslim-muslimah, termasuk bagi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Fauzi Bahar juga dikenal sebagai Wali Kota yang memberantas togel di Kota Padang sampai ke akar-akarnya, walau banyak tantangan dari segala penjuru.
Fauzi Bahar juga menjadi sosok yang mewajibkan zakat bagi ASN di Kota Padang, sehingga kebijakan itu diikuti oleh daerah-daerah lain di Indonesia.
Semasa kepemimpin Fauzi Bahar, siswa muslim diwajibkan mengikuti kegiatan Pesantren Ramadan, dan yang non muslim mengikuti kegiatan keagamaan sesuai agamanya mereka, seperti pastoral dan lainnya.
Fauzi Bahar juga mengaktifkan wirid remaja, dan majelis taklim, sehingga masjid dan mushalla di Kota Padang penuh kembali oleh jamaah.
Dan, ketika SKB 3 menteri soal aturan seragam sekolah dikeluarkan, Fauzi Bahar pula yang terdepan menentang, walau sudah tidak menjabat Wali Kota Padang lagi.
Perjuangan itu berhasil, SKB 3 Menteri tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung.
Bagi Fauzi Bahar, tujuan pendidikan itu adalah pembentukan akhlak peserta didik.
Sebab, jika seorang anak didik hanya untuk pintar, maka cukup dengan belejar melalui google, tidak perlu sekolah.
“Guru kan mengajarkan akhlak dan budi pekerti. Dengan dibatalkannya SKB ini, kita kembali ke jati diri kita, dan jati diri pendidikan. Sekolah bukan untuk pintar, tetapi memanusiakan manusia. Kalau pintar, iblis juga pintar,” ungkap Fauzi Bahar kepada awak media di kediaman pribadinya, di Padang, Senin, 24 Mei 2021.
Menurut Mayjen TNI (Purn) Dr. Syamsu Djalal, S.H., M.H., dengan dibatalkannya SKB 3 Menteri tersebut, merupakan prestasi yang luar biasa.
“Dibatalkannya SK 3 Menteri ini merupakan prestasi yang luar biasa. Sebab, ini berkaitan dengan kebudayaan orang Minang. Kami berjuang di Jakarta, alhamdulillah dikabulkan,” ungkapnya, Senin, 24 Mei 2021.
Dikatakannya, adat dan budaya Minangkabau jangan diotak-atik pemerintah, karena itu bukan tugas pokok pemerintah.
“Minangkabau itu jangan diotak-atik lagi. Apalagi mengenai kebudayaan. Kita orang Minang ini sudah Pancasilais,” katanya.
(by)