INFONUSANTARA.NET – Butut kicauan dari Permadi Arya atau Abu Janda di akun Twitter nya soal ‘Islam agama arogan’ saat bicara tentang agama impor yang menginjak-injak kearifan lokal.Pernyataan itu menuai banyak kritik dari berbagai tokoh agama Islam.
“Islam memang agama pendatang dari Arab, Agama Asli Indonesia itu Sunda Wiwiwtan, Kaharingan dll. Dan memang arogan, mengharamkan tradisi asli, ritual orang dibubarkan pake kebaya murtad, wayang kulit diharamkan. Kalau tidak mau disebut arogan, jangan injak2 kearifan lokal @awemany,” kicaunya lewat akun @permadiaktivis1, Senin (25/1).
Salah satunya dari Pengurus Cabang Istimewa NU (PCINU) Amerika Serikat, Akhmad Sahal. Ia mengkritik keras Abu Janda karena menyebut Islam sebagai agama arogan.
Sahal menilai pemahaman Permadi salah kaprah. Ia menegaskan agama Islam tak arogan terhadap budaya lokal seperti yang disampaikan oleh Permadi.
Kritikan keras juga dilontarkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti yang meminta Permadi Arya atau Abu Janda untuk belajar mengaji lebih dahulu agar tak keliru memahami ajaran Islam.
“Suruh belajar ngaji dulu lah dia. Biar ngajinya diperdalam dulu supaya enggak keliru memahami ajaran agama Islam,” kata Mu’ti di Kantor PP Muhammadiyah, Jakarta.
Mu’ti menyebut Islam sama sekali tak mengajarkan arogansi. Ia menilai ajaran Islam justru memberikan kebebasan kepada siapapun untuk menganut aliran ataupun memilih tak beragama sekalipun.
“Alquran itu berulang kali mengatakan kalau kamu ingin jadi orang beragama yang baik silakan, jadi orang beragama yang tidak baik juga silakan,” ujarnya.
Mu’ti mengatakan Abu Janda salah alamat jika menilai Islam arogan. Menurutnya, nilai-nilai Islam tak pernah memaksakan kehendak bagi siapapun.
“Jadi saya kira salah alamat kalau yang dimaksud itu adalah ajaran agama Islamnya,” katanya, dikutip dari CNN Indonesia.
Selain itu juga angkat bicara Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma’arif. Dia pun meminta Abu Janda berhenti memprovokasi umat Islam dengan menyebut Islam sebagai agama yang arogan. Slamet menilai pernyataan Permadi adalah ujaran kebencian yang berpotensi menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
(Inf)