Persoalan Sangat Serius Agak Terabaikan,Waketum MUI Bingung Ada Pihak Terlalu Besarkan Radikalisme dan Intoleran

Persoalan Sangat Serius Agak Terabaikan,Waketum MUI Bingung Ada Pihak Terlalu Besarkan Radikalisme dan Intoleran.

INFONUSANTARA.NET — Kita sudah sepakat bahwa di Indonesia tidak setuju dengan tindakan-tindakan yang bersifat radikalis dan intoleran. Masyarakat tak akan menerima begitu saja tindakan radikalisme dan intoleransi karena sudah terdidik dan mengerti yang baik bagi negara.

“Tapi kita benar-benar bingung melihat adanya para pihak yang terlalu membesar-besarkan masalah radikalisme dan intoleransi di Indonesia saat ini,” kata Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas dalam keterangan resmi, dilansir dari CNN Indonesia,Sabtu (2/1).

Anwar Abbas menilai Indonesia masih dalam radius yang aman dari pelbagai persoalan tersebut saat ini. Dia menyayangkan bila pemerintah terlalu terkuras energinya untuk menghadapi persoalan radikalisme dan intoleransi tersebut.

Padahal kata Anwar Abbas, masalah-masalah lain yang malah sangat-sangat penting untuk benar diseriusi oleh pemerintah saat ini agak terabaikan.

Menyikapi itu, Anwar Abbas lantas menyampaikan beberapa persoalan besar yang seharusnya diselesaikan oleh pemerintah saat ini.

“Yakni masalah penanganan virus corona di mana jumlah yang terinfeksi dan meninggal dunia tampak masih sangat tinggi. Bahkan memperlihatkan kecenderungan yang semakin meningkat. Hal itu tentu jelas sangat merisaukan kita semua,” kata Anwar Abbas.

Selanjutnya, ia menyoroti masalah ekonomi akibat pandemi menyebabkan masyarakat takut keluar rumah. Hal itu menyebabkan roda perekonomian terganggu bahkan menyebabkan terjadinya resesi ekonomi hingga meningkatnya kemiskinan.

Selain itu masalah lemahnya penegakan hukum. Anwar Abbas melihat masyarakat bingung untuk mencari dan mendapatkan keadilan karena hukum tampak tebang pilih saat ini. “Sangat tajam ke bawah tetapi tumpul ke atas,” sebut Anwar Abbas.

Kemudian meningkatnya pengaruh China di Indonesia yang menyebabkan pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak. Hal itu menyebabkan tenaga kerja asing dari China bisa dengan mudah keluar masuk Indonesia dalam jumlah besar.

“Mereka masuk ke daerah dalam jumlah yang besar padahal rakyat di daerah mereka banyak yang menganggur dan butuh pekerjaan,” sebutnya 

Terakhir, Anwar Abbas menyoroti masalah kemakmuran yang belum terwujud seperti yang diamanatkan pada pasal 33 UUD 1945. Aturan itu telah memberikan amanat kepada pemerintah menciptakan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat namun jumlah orang miskin di Indonesia masih sangat besar.

Dia menegaskan perrsoalan bangsa ini sangat banyak di samping pemerintah harus menghadapi masalah radikalisme dan intoleransi.

(*)

Leave a Comment