Pembangunan Embung Rampung, Malah Musibah di Terima Petani di Jorong Pinago, Nagari Limbanang

LimapuluhKota,infonusantara.net – Petani jorong Pinago seakan ditimpa petaka akibat adanya bangunan embung baru di lokasi lahan pertanian mereka, karena Bangunan embung Batang Namang di Jorong Pinago, Nagari Limbanang yang bertujuan untuk mengatur penyaluran air ternyata  berdampak buruk bagi petani setempat dan sekitarnya.

Pasalnya, setelah embung rampung dikerjakan pada september 2019 lalu, malah jadi pemicu banjir, sudah dua kali sawah petani diterjang banjir dan puluhan petani merugi, akibat embung tersebut dipenuhi lumpur dan material kayu sehingga air meluap ke sawah penduduk.

Menurut Zulhusni tokoh masyarakat Limbanang salah seorang pemilik sawah  yang terkena dampak embung bahwa sudah mengingatkan pengelola proyek bahwa pembangunan embung tidak bagus karena dinding beton terlalu tinggi sehingga air akan meluap kesawah masyarakat.

“Namun protes saya tidak digubris dan pembangunan embung tetap berjalan” sebutnya

Musibah akibat embung tak hanya di Pinago Nagari Limabanang saja yang mengalami banjir, bahkan sampai ke nagari tetangga di Kecamatan Guguk, yang berasal dari air bendungan tersebut, ungkap Zulhusni kepada Tim Ormas Pekat Kabupaten 50 Kota, Sabtu (30/1/2021).

“Kita berharap kepada Pemkab Limapuluh Kota, melalui Dinas PUPR untuk memperbaiki bendungan tersebut agar tidak terjadi banjir menggenangi sawah” harapnya.

Lebih lanjut Zulhusni menyampaikan usulan bahwa untuk mengatasi banjir, perlu memotong dinding beton bendungan untuk lewat air di musim penghujan, sehingga air sungai tak lagi menggenangi sawah penduduk.

Seperti diketahui, dana embung berasal dari pemerintah pusat dalam program seribu embung di Indonesia, melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat kabupaten Limapuluh Kota.

“Seharusnya Pemkab 50 Kota harus bertindak cepat memperbaiki embung tersebut karena merugikan masyarakat dan merusak sawah penduduk” ujarnya.

Ketua DPD Pekat IB Kabupaten 50 Kota, Suharyono mengatakan, adanya pembangunan embung yang berdampak buruk kepada petani, seharusnya pihak pelaksana kegiatan musti memperhatikan perencanaan pembangunan, sehingga saat di bangun tidak terjadi malapetaka bagi masyarakat.

Saat tim Pekat IB Kabupaten 50 Kota turun lapangan kontruksi bangunan embung tidak layak, karena tidak matang, dimana saat hujan turun berdampak banjir menimpa sawah masyarakat, bahkan pemukiman warga.

“Kami dari ormas Pekat IB siap mengawal persoalan ini serta mendatangi pihak Dinas terkait, karena pembangunan embung sangat merugikan petani setempat” ucap Suharyono.

Seharusnya, kata Suharyono pembangunan yang di selenggarakan pihak pemerintah itu ada azas manfaat bagi masyarakat, bukan hanya sekedar membuat kegiatan, akan tetapi pembangunan itu benar-benar di rasakan masyarakat, tutupnya (Tim).


Editor : Heri Suprianto


Leave a Comment