Rizal Ramli & Jusuf Kalla |
INFONUSANTARA.NET — Rekam jejak ekonom Rizal Ramli selalu tak tak lama menduduki jabatan di pemerintahan. Di era Gus Dur, Rizal Ramli cuma menjabat dua bulan jadi Menteri Keuangan dan Menteri Perekonomian cuma 10 bulan. Kemudian di zaman Jokowi, Rizal menjabat sebagai Menko Kemaritiman cuma 10 bulan saja. Menurut mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, singkatnya Rizal Ramli ngomong besar tapi nggak bisa pimpin orang.
Jusuf Kalla mengungkapkan hal itu lantaran pengalamannya langsung saat dalam pemerintahan bersama Rizal Ramli. Dilansir dari hops.id, JK mengakui kapasitas Rizal dalam bidang ekonomi, namun demikian dalam pemerintahan tak cuma kemampuan saja yang mesti dimiliki seorang menteri, tapi hal penting lainnya misalnya kerja tim dengan anak buah juga mesti menjadi acuan.
Rizal Ramli ngomong besar
JK mengakui isi otak Rizal Ramli dalam bidang ekonomi dan keuangan. Namun JK menilai kelakuan Rizal Ramli banyak yang membuatnya tidak suka.
“Rizal Ramli ini mungkin pintar tapi tak bisa pimpin orang. Zaman Gusdur cuma 10 bulan, dan 2 bulan Menkeu. Di Jokowi hanya 10 bulan, nggak bisa pimpin orang tapi ngomong banyak,” ujar JK dalam kanal YouTube Karni Ilyas Club dikutip Sabtu 7 November 2020.
JK mengungkapkan saat pembentukan kabinet di pemerintahan SBY, Rizal Ramli manuver ke sana kemari dan mempromosikan diri bakal menjadi Menkeu atau Menteri BUMN. Tapi malah dia diboikot oleh para Dirjen di Kementerian Keuangan. Orang Kemenkeu tak suka Rizal Ramli jadi Menkeu.
“Dia (dulu) bikin isu akan jadi Menkeu, datanglah 11 orang eselon Kemenkeu (menghadap JK) pada Oktober 2004, mengatakan seluruh Dirjen Kemenkeu akan mundur kalau Menkeu Rizal Ramli, itu akan mundur 11 orang datang. Kenapa menolak? Oh dia (Rizal Ramli) tak ngerti persoalan dan pekerjaan. Ini (Kemenkeu) bukan kebun binatang, nanti keluar semua anjing kucing dan lainnya semua kalau (dia) marah. Jadi diboikot,” cerita JK.
Tak bisa pimpin orang
JK mengatakan selama menjadi Menko Kemaritiman di Kabinet Jokowi, kelakuan Rizal Ramli makin banyak yang respek. Misalnya ungkap JK, Rizal Ramli jarang hadir dalam rapat Menko. Itu menjadi catatan bagi JK.
“Kalau Rapat Menko, jarang mau hadir, kan tak bisa pimpin orang. Omongnya besar anggap diri pintar tapi tak bisa pimpin orang,” sindir JK.
Singkatnya Rizal dalam menjabat menteri itu, pada dasarnya menunjukkan Rizal kalah hebat dengan dirinya, JK bilang begitu.
“Kalau hebat kok Menkeu dua bulan, Menko 10 bulan. Ini jabatan nggak ada setahun. Apanya yang hebat?” sindir JK.
Mantan wapres itu mengakui, Rizal memang pintar dan punya wibawa, namun nyatanya banyak yang tak suka dengan kelakuannya. Contohnya saat dia saat menjabat Menkeu di era Gus Dur.
“Kalau menurut orang Keuangan, itu kan hanya jabat 2 bulan (Menkeu di era Gus Dur) dia nggak bisa dan nggak ngerti persoalan tapi marah-marah terus. Anggap orang anjing lah kucing lah,” ujarnya.
Meski Rizal nggak bisa pimpin orang, namun JK mengakui ada beberapa idenya yang akhirnya laku di kabinet meski terkesan dipaksakan.
Jusuf Kalla teringat dengan ngototnya Rizal soal Blok Masela. Waktu sidang kabinet di pemerintahan Jokowi, Rizal ngotot blok Masela dikelola dengan on shore, padahal Jokowi menginginkan off shore.
Rizal terus ngotot dalam sidang kabinet dengan berbagai alasan. Termasuk soal efisiensi akan didapat kalau Masela dikelola secara on shore. Hitungannya kalau Masela dikelola off shore ongkosnya sekitar US$14 miliar sedangkan on shore akan ketemu US$19 miliar lantaran harus masang pipa ke daratan.
“Dia usul menggebu-gebu ke sidang kabinet, berkali rapat kita ditolak, tapi karena pertimbangan lain (akhirnya) diterima. Tapi (On shore Masela) rugikan negara Rp75 triliun, itu usulnya. Akhirnya nggak jalan kan sekarang (Masela) padahal targetnya 2024 itu operasi,” tuturnya.