Dalam memberantas mafia BBM, BPH Migas berencana membekali PPNS yang saat ini berjumlah 30 orang dengan senjata api dan mendapat pelatihan dari Kopassus. (Foto: dok. BPH Migas) |
Infonusantara.net — Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa didampingi Komite BPH Migas M. Lobo Balia dan Sekretaris Bambang Utoro beserta tim melakukan kunjungan kerja ke PT Pindad di Bandung, pada Jumat (2/10).
Ifan sapaan Fashurullah Asa mengatakan, kunjungan kali ini terfokus pada penguatan pengawasan distribusi BBM. Pihaknya bekerja sama dengan PT Pindad untuk pengadaan senjata api yang akan digunakan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) BPH Migas yang saat ini berjumlah 30 orang.
“Kami ingin penyidik kami yang berjumlah 30 orang ini yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan di Lemdiklat Polri Diklat Reserse Megamendung dan telah dilantik oleh Kemenkumham dibekali senjata yang sesuai agar semakin berani dalam memberantas para mafia BBM,” kata Ifan.
Pelanggaran dalam kegiatan hilir migas, dinilai Ifan makin meningkat, baik BBM subsidi maupun nonsubsidi. Pelanggaran itu antara lain berupa pengoplosan BBM, penyelewengan BBM subsidi, modifikasi tangki BBM, dan usaha ilegal yang memakai izin palsu atau yang sudah kadaluwarsa. Berdasarkan data BPH Migas, sampai dengan Agustus 2020 terdapat 281 kasus dengan 1.341 KL barang bukti.
Ifan menuturkan, tim PPNS BPH Migas pernah berbalik arah saat akan mengungkap penyimpangan BBM di Medan, karena para tersangka membawa senjata api. Hal serupa terjadi pada tim terpadu yang melibatkan TNI dan Polri di Sumatera Selatan, kala berhadapan dengan mafia yang membawa senjata canggih.
“Kami ingin PPNS BPH Migas selain dilengkapi dengan senjata, juga nanti dilatih oleh Kopassus, supaya ke depan menjadi Kopassus di bidang Migas,” ujar Ifan lagi.
Ifan berharap, PT Pindad dapat memproduksi sarana dan prasarana pendukung kegiatan usaha di sektor hilir migas, seperti pembuatan ISO Tank untuk LNG, peralatan pipanisasi gas, juga untuk mini SPBU seperti shelter, dispenser, dan tangki penyimpanan yang saat ini tengah berjalan.
“Ke depan kita ingin prioritas penggunaan produksi dalam negeri dalam kegiatan sektor hilir migas, yang saat ini masih banyak diimpor, akan kita gantikan dengan produksi dalam negeri,” katanya menegaskan seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Direktur Bisnis Produk Pertahanan dan Keamanan Heru Puryanto menjelaskan PT Pindad memiliki bidang bisnis produk pertahanan dan keamanan (hankam) dan nonhamkan.
Jika produk hankam meliputi kendaraan tempur, serta senjata berbagai kaliber, dan amunisi, maka produk nonhamkan mencakup alat-alat yang berhubungan dengan industrial seperti alat pertanian, tabung gas berbagai ukuran, ventilator, juga sarana dan prasarana Pertashop seperti shelter, dispenser dan tangki penyimpanan BBM.
“Pada prinsipnya bisnis utama Pindad adalah produk pertahanan dan keamanan, karena itu ada core utama kami. Kami menyambut baik rencana kerja sama BPH Migas untuk pengadaan senjata api, dan harapan kami PT Pindad juga dapat berperan serta dalam menyediakan kebutuhan industri di sektor hilir migas,” ujar Heru.