Infonusantara.net – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Padang Mastilizal Aye menegaskan, Komisi IV DPRD Kota Padang setuju sekolah dibuka kembali pada tahun ajaran baru walau pandemi Covid-19 masih menghantui warga Kota Padang.
Menurut Mastilizal Aye, jika sekolah tidak dimulai, maka akan menimbulkan masalah baru. Apalagi tahun ajaran baru sudah masuk. Artinya, tidak mungkin. Kalau sekolah masih ditutup, ini tidak adil juga.
Sementara saat ini kita lagi menuju era kehidupan normal baru atau new normal. Dimana bandara sudah dibuka, moda transportasi sudah dibuka, hotel – hotel, objek wisata , rumah ibadah, kegiatan sosial dan budaya sudah dibolehkan dan segala macamnya, ” kata Mastilizal Aye, Sabtu (13/6).
Untuk itu Aye menegaskan, kami setuju sekolah dibuka kembali dengan catatan harus safety. Yang penting, kita harus menjaga diri sendiri-sendiri, maka setiap orang harus sefety.
Intinya, protokol Covid-19 harus tetap dilaksanakan. Misalnya pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dengan sabun dan lain sebagainya. Selain itu yang paling terpenting mulai dari orang tua harus mengingatkan anak-anak mereka begitu juga pihak sekolah.
“Kita harus ikuti keadaan ini. Kita harus berjalan bersama-sama, kalau perlu kita dahului keadaan ini,” kata Ketua Fraksi Partai Gerindra Kota Padang yang akrab disapa Aye ini.
Selain itu, ia mengimbau agar setiap kita ini harus safety. Pada akhirnya yang menjaga kesehatan kita itu, kan kita sendiri. Tidak dengan aturan pemerintah, tidak dengan aturan-aturan segala macamnya.
Sebab, kata Aye, akan percuma suatu aturan dibuat jika tetap juga dilanggar. “Harusnya dikembalikan saja kepada kesadaran diri kita masing-masing,” ucapnya.
Saat ini, sambung Aye, banyak pasien positif yang sembuh dari Covid-19, ketimbang penambahan kasus positif baru. “Kalau dilihat, kan trennya sudah bagus itu. Orang diperiksa sample swabnya banyak-banyak, lantas diperbandingkan yang positif, yang sembuh dan meninggal. Trennya sembuh lebih banyak ketimbang yang positif dan meninggal,” tutupnya.
Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Padang Dr. Fitri Arsih, M.Pd menjelaskan, bahwa dalam memasuki era new normal harus ada persiapan yang matang yang dilakukan dalam menunjang proses ajar mengajar di sekolah. Baginya, kehidupan new normal di sekolah dan kampus harus diatur secara rinci dengan melibatkan berbagai sumber daya yang tak sedikit, serta pengawasan dan kontrol yang ketat oleh dinas pendidikan dan dinas kesehatan.
Selain itu, Fitri Arsih mewanti-wanti dalam hal memutus mata rantai penyebaran kovid-19, harus disusun standar sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19 yang tak hanya kewajiban memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak saja, melainkan menetapkan standar jumlah siswa dalam satu ruangan belajar.
“Sekolah harus membatasi jumlah rombel (rombongan belajar) dalam satu kelas. Biasanya satu kelas dihuni oleh 40 orang siswa, dalam pengimplementasikan fisikal distancing, dalam satu lokal, mungkin akan di isi separohnya. Untuk memenuhi kuota sisanya, harus dibuat dua sesi kelas. Kelas pagi dan kelas siang, ” ucapnya.
Fitri Arsih menambahkan, dalam memasuki new normal, protokol kesehatan penting dilaksanakan. Dan yang paling penting adanya jaminan sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan Covid-19 dalam melangsungkan dunia pendidikan di era new normal ini.
“Pasti orang tua siswa tidak akan melepaskan anaknya pergi ke sekolah, jika tidak ada jaminan fasilitas kesehatan yang jelas dari sekolah,” ucapnya.(Inf)
INFO NUSANTARA PERSADA