Calon Walikota Padang Desri Ayunda |
Oleh :Desri Ayunda
Berita tentang kemiskinan masih terdengar, di antara megahnya program pemerintah kota dalam membangun. Satu sisi kebanggaan terhadap pembangunan terus dikibarkan namun di balik itu angka keluarga kemiskinan (Gakin) terus pula meningkat. Ada apa?
Berita yang dilansir Posmetro Padang menyebutkan seharusnya menjadi tamparan bagi pihak yang bertanggungjawab. Sebab hal ini merupakan bagian dari amanah dalam memikul tanggung jawab; meningkatkan “kesejahteraan dan kemakmuran” rakyat termaktub dalam Undang-Undang 1945.
Angka 235.114 jiwa warga miskin tidak boleh diremehkan. Ini jelas ada sesuatu yang keliru dalam pembangunan. Kenapa kemiskinan terus meningkat? Bila merujuk ke dunia akademik, kita akan mendapatkan jawaban, kemiskinan dampak dari kebijakan struktural dan kemiskinan dampak dari keadaan kultural.
Keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam membenahinya. Program pembangunan ekonomi yang tepat akan mendapatkan hasil cepat. Namun bila keliru, hanya akan menghabiskan dana semata sedangkan kemiskinan akan tetap ada.
Pendekatan-pendekatan pembangunan ekonomi yang dirancang oleh pemerintah kota sering terjadi asal jadi. Penekanan terhadap pengawasan tidak dilakukan sehingga saban tahun angka kemiskinan tidak dapat ditekan. Karena itu perlu terobosan.
Program yang diajukan Dinas Sosial menurut berita yang diturunkan Posmetro, sudah ada namun belum optimal. Optimalisasi bukan pada penambahan dana tetapi pada pembinaan. Pengalaman dalam membina Usaha Kecil Menengah melalui dana Coorporate Social Responsibility (CSR)
di PT. Semen Padang, banyak Usaha Kecil Menengah (UKM) yang berhasil karena optimalisasi dalam pembinaan.
Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Sosial, Nutrisi Anak, yang diluncurkan Pemko Padang tentunya sebuah usaha yang baik, namun dapat dinilai belum optimal. Perlu juga lembaga lain, seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang, CSR-CSR BUMN yang ada di Kota Padang turut ambil bagian. Lebih penting dari itu, pembinaan!
Pembinaan merupakan pendidikan non formal yang langsung memberi pemahaman bagaimana meningkatkan pendapatan dengan usaha yang dibuat. Memberi bantuan secara percuma tanpa pembinaan hanya akan memanjakan dan tidak akan mampu mengangkat harkat martabat warga. Mereka adalah saudara kita yang bukan saja tertinggal secara ekonomi tetapi juga akses pengetahuan. Hal terakhir adalah kunci, apapun program pengentasan kemiskinan yang dibuat, membutuhkan pendekatan yang tepat. Salah satunya pembinaan secara optimal. Bukan sekadar memberi bantuan lepas yang tidak mendidik. Rangkul mereka dengan jalinan komunikasi antar sesama bukan antar pemberi bantuan dan yang menerima bantuan. Status kebersamaanlah (equal) yang membuat tumbuhnya harapan dan semangat. Inilah visi pembangunan, bukan sekadar program asal berjalan dan asal jadi. Tentu saja, perlu dijalani oleh orang yang menghayati dan mengerti. []