INFO|Limapuluh Kota – Masih belum hilang dalam ingatan, seorang warga Nagari Labuah Gunuang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota yang kesal akibat infrastruktur jalan provinsi Payakumbuh-Lintau yang mengalami rusak parah tak kunjung juga mendapat perhatian melepaskan bibit ikan di badan jalan yang rusak dan tergenang air tersebut pada awal Juli 2023 yang lalu.
Sekarang, warga setempat kembali melakukan aksi. Kali ini aksi yang dilakukan masyarakat adalah aksi memancing ikan di lokasi jalan rusak yang sama, pada Sabtu (22/8/2023).
Dalam rekaman video yang diterima, terlihat aksi memancing ikan dilakukan oleh seorang pria. Dia memancing di saat cuaca sedang hujan dan melakukannya seperti sedang memancing di kolam ikan.
Pria tersebut tampak menggunakan payung berwarna ungu bermotif dan menggunakan alat pancing yang terbuat dari bambu.
Aksi memancing ikan yang dilakukan oleh warga di badan jalan tersebut sebagai bentuk protes dan menyindir Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) yang tak kunjung memberikan perhatian terhadap jalan tersebut. Padahal jalan penghubung antara Kabupaten Limapuluh Kota dan Kabupaten Tanah Datar itu telah bertahun-tahun dalam kondisi rusak parah.
Melihat kondisi itu, Bambang Heri, Ketua LSM Sago Peduli Indonesia (SPI) menyebut, bahwa sudah sepantasnya jalan Raya Payakumbuh-Lintau tersebut menjadi perhatian oleh pemerintah dan segera diperbaiki karena kerusakan jalan sudah sangat memprihatinkan.
“Saya selaku masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota khususnya Kecamatan Lareh Sago Halaban berharap jalan Raya Payakumbuh-Lintau ini segera diperbaiki. Karena jalan ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan,” sebut Bambang Heri, Selasa (22/8/2023) sore.
Selain itu, dia juga berharap pihak-pihak terkait khususnya DPRD Sumbar proaktif membicarakan dan menyorot kondisi jalan itu di tingkat provinsi.
“Masyarakat sudah sangat berharap jalan ini untuk segera di perbaiki,” katanya.
Sementara itu, Rio warga yang melakukan aksi memancing di badan jalan itu mengakui, bahwa aksi tersebut ia lakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah, karena jalan tersebut tak kunjung mendapat perhatian.
“Beberapa waktu yang lalu, saya melepaskan bibit ikan di jalan ini. Namun, ternyata belum juga mendapat perhatian, makanya saya menggelar aksi memancing,” ucapnya.
Menurut Rio, masyarakat setempat sudah sangat berharap ruas jalan tersebut segera mendapat perhatian dari pemerintah. Selain itu, dia mengaku tidak tahu lagi kemana harus mengadu agar jalan rusak dengan panjang lebih kurang 10 kilometer itu segera diperbaiki.
“Ini kami lakukan sebagai bentuk protes kami. Kami sudah tanya kepada pemerintah kabupaten katanya harus ke pemerintah provinsi. Ketika kami tanya ke pihak provinsi katanya harus ke pemerintah pusat. Jadi kami bingung, harus kemana lagi kami mengadu,” ungkapnya.
“Kepada DPRD, pemerintah dan instansi-instansi terkait tolonglah jalan ini segera diperbaiki agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan. Karena kalau dalam kondisi hujan permukaan jalan ini akan menjadi licin, sedangkan jika dalam keadaan musim panas jalan ini akan berdebu. Debunya sangat mengganggu,” pungkas Rio.
Jalan provinsi Payakumbuh-Lintau tersebut meski bertubi-tubi disorot dan dikecam warga, ternyata sampai saat ini infrastruktur jalan yang rusak parah akibat dilintas truk bertonase berat yang mengangkut material batu tambang, belum ada tanda-tanda akan diperbaiki, (Ady).
Editor : Tim Redaksi