Anggota DPRD Kota Padang Helmi Moesim dari Partai Golkar |
INFO (PADANG) – Terkait Pilkada serentak 27 Juni 2018 siapa yang akan menjadi pemimpin Kota Padang lima tahun kedepan menurut anggota DPRD Padang Helmi Moesim sebaiknya pasangan calon yang baru dan calon petahana (incumbent) sebaiknya hanya menjabat satu periode saja.
“Incumbent harusnya tidak dipilih lagi di periode kedua karena jika menjabat di periode kedua, saya yakin motifasinya sudah berbeda ,” ujar politisi Partai Golkar ini dalam kesempatan itu pada media ini usai dirinya juga terpilih menjadi Ketum KB IKAPELAN Periode 2018 -2021, Rabu (20/6) lalu disalah satu hotel di Kota Padang .
Menurutnya jika kepala daerah baru di periode pertama, dia pasti dengan segala daya upaya melaksanakan programnya dan itu harus dilakukan, seperti pasangan Emzalmi-Desri yang baru akan mencoba pada periode pertama, pastinya akan melakukan yang terbaik bagi kota yang dipimpinnya.
“Apalagi kalau kita lihat pasangan Emzalmi-Desri, saya yakin periode berikutnya Pak Em akan memberikan estafet kepada Pak Des. Jadi dengan segala upaya mereka pasti akan mewujudkan apa yang menjadi program mereka,” jelasnya.
Dilain sisi tambah nya, berbeda jika incumbent menjabat untuk periode kedua, sementara lanjut Helmi ada ungkapan yang dia dengar bahwa keberhasilan pembangunan Kota Padang seperti Pantai Padang, Pasar Raya Padang, Betonisasi jalan adalah melalui program programnya periode masa jabatan Walikota Padang Mahyeldi. .
Nah dari ungkapan seperti itu harusnya masyarakat harus cerdas menilai, dengan mengklaim keberhasilan pembangunan Kota Padang tersebut adalah berkat kerja keras Mahyeldi. Hal itu sudah jelas menurut saya adalah suatu pernyataan yang telah menghilangkan suatu rasa, jasa pengorbanaan serta peran penting serta kerja keras tokoh tokoh prnting maupun keterlibatan orang ,instansi,lembaga dan lainnya baik itu sebelum masa jabatan periode Walikota Mahyeldi maupun mereka yang berperan dan ikut terlibat dalam menjalankan program pemko padang dipimpin oleh Mahyeldi dan Emzalmi selalu wakil walikota.
“Siapapun itu dia ,pasti takkan mampu bekerja tanpa peranan orang lain,apalagi pemerintahan itu ada Walikota berseta Wakilnya, OPD, dan juga DPRD Kota Padang,”tegas Helmi.
Kenapa saya katakan kalau masyarakat harus cerdas menentukan siapa pempimpin kota ini lima tahun kedepan yang benar benar mampu bekerja dengan melibatkan seluruh elemen yang ada. Nah ini yang harus menjadi acuan tersebut,siapa sih yang sebenarnya juga telah berperan dan itu sebelum program Mahyeldi berjalan ,sebelumnya telah ada,
karena sebenarnya program yang dinilai masyarakat hebat, adalah pembinaan umat, seperti Asmaul Husna dan menjilbabkan remaja, penggagasnya adalah bapak Fauzi Bahar. Emzalmi juga sudah dilibatkan di era itu.
Hebatnya, pantai Padang dengan Muaronya, pencari sponsornya juga Fauzi Bahar dan Emzalmi juga terlibat dalam perencanaannya. Selain itu juga Tacelaknya pasar Raya, dasar programnya juga Fauzi Bahar, dan Emzalmi salah satu otaknya.
Kita harus ingat lagi dimasa itu untuk anggaran program pembangunan sangat jauh sekali, apalagi Kota Padang sering ditimpa bencana alam sehingga pada saat butuh renovasi sana sini. Selanjutnya program yang diklaim Mahyeldi sebagai suksesnya sendiri, misal betonisasi, bukankah dirancang bersama Emzalmi, ketika keduanya masih berstatus kandidat Walikota dan Wakil Walikota.
Jadi, saya ingatkan pada masyarakat Kota Padang jangan keberhasilan ini hanya dinilai berhasil berkat melalui program programnya Mahyeldi, karena keberhasilan pembangunan tersebut dalam periode itu hanya tinggal penyelenggaraan dan pelaksanaan saja, disisi lain juga melalui anggaran APBD pun ada.
Helmi menegaskan, bersama sama kami selaku wakil rakyat di DPRD Padang gigih mensuport bagaimana pembangunan Kota Padang segera terlaksana dengan baik, bahkan kita perjuangan anggaran program program Pemko melalui Badan Anggaran di Gedung DPRD Padang .
Jadi perlu juga kita ingat kembali bahwa pembangunan Pasar Raya Padang, RSUD Dr.Rasidin, Pantai Padang , trotoar untuk disabilitas dan lainnya, kami dengan rela berkorban anggaran untuk pembangunan Gedung DPRD Kota Padang disepakati dialihkan demi keberhasilan pembangunan Kota Padang. Intinya dibalik itu semua banyak campur tangan yang lain, bukan Mahyeldi saja,” ujar Helmi.
Toh nantinya ketika tidak bisa tiga periode. Maka akan ada celah, “Ibaratnya di periode kedua seakan saatnya “mengembalikan modal”, jadi motifasinya beda lagi dalam melaksanakan roda pemerintahan.
“Untuk itu menurut hemat politisi Golkar ini sebaiknya masyarakat Kota Padang harus cerdas untuk menentukan pilihan siapa pemimpin Kota ini kedepan, semuanya harus kita luruskan kembali melalui pemimpin dengan paslon Walikota dan Wakil Walikota Padang yang baru saja dan incumbent cukup satu periode,” ungkapnya .( baim)