Infonusantara.net – Namanya Raema Zulnetrialis (40) atau biasa dipanggil sehari – hari dengan sebutan Uni Ema. Beliau merupakan Ibu tangguh yang setiap harinya mengurus parkir kendaraan di sekitaran perkantoran ACT Sumatera Barat.
Beliau dikenal sebagai seseorang yang sangat antuasias terhadap kemanusiaan. Hal sederhananya ketika ada donatur yang memberikan donasi berupa barang-barang, dia langsung dengan sigap untuk ikut serta mengangkat barang-barang donasi yang dikasih oleh para donator ke ACT Sumatera Barat.
Hal menarik lainnya dari sosok Uni Ema adalah beliau membebaskan biaya parkir bagi pengunjung yang keluar dari kantor ACT. Ini dilakukannya semata-mata hanya karena tidak ingin memberatkan pengunjung yang mayoritas singgah ke ACT untuk memberikan donasi maupun konsultasi perihal kemanusiaan. Uni Ema sering mengatakan,”Donatur pai maantaan donasi ka ACT, pai maantaan kebaikan, ndak mungkin Uni ambiak pitih parkirnyo (Donator datang mengantarkan donasi ke ACT, mengantarkan kebaikan, tidak mungkin Uni mengambil uang parkirnya)”
Deni Marlesi selaku Head of Marketing ACT Sumatera Barat mengatakan, “Uni Ema adalah wanita dengan perawakan tegas dan keras. Bukan keras kepribadian, namun lebih menunjukkan bahwa Uni Ema selalu menunjukkan semangat kuat dalam bertugas. Dengan seragam rompi berlis hijau, Uni Ema bangga mengatur alur mobil disekitar perkantoran ACT Sumbar. Beliau mengarahkan setiap kendaraan yang masuk ke perkarangan kantor ini dengan suara keras dan lantang.
Pernah suatu ketika beliau datang ke kantor ACT Sumatera. “lai buliah ambo manyumbang untuak Palestina, tapi saketeknyo (Bolehkah saya berdonasi untuk Palestina, tapi donasinya cuma sedikit), ” tuturnya.
“Tak hanya berhenti ikut turut berdonasi untuk saudara di Palestina, hari ini Uni Ema sekali lagi memberikan contoh kedermawanan yang tidak terduga. Beliau berniat untuk Berqurban di ACT Sumbar untuk tahun 2020/1441 H. Seorang Ibu tangguh yang luar biasa berkomitmen menunaikan qurbannya sebesar Rp.5.500/hari yang ia kumpulkan dari menyisihkan uang parkirnya. Tanpa disadari ternyata se-mudah dan se-ringan itu berqurban di ACT”. Ungkap Deni Marlesi.
Berkurban itu memang bukan tentang harga, pangkat, jabatan, status sosial dan ekonomi, tapi tentang kesungguhan dalam membuktikan nilai sebuah ketaqwaan pada diri.(*)