Pemimpin Itu Sesuatu yang Muncul dari Dalam “Fastabiqul Khairat” Kekuasaan untuk Berbuat Kebaikan

Infonusantara.net
PADANG – Sosok Pemimpin yang dirindu masyarakat dan selalu peduli serta cepat tanggap dalam keadaan genting sekalipun. Cerminan kepribadian tersebut masih melekat dihati sosok Sang Inspirasi Dr. Fauzi Bahar, M. Si.

Fauzi Bahar mengatakan, kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul dari dalam dan merupakan panggilan hati seseorang yang ikhlas mewakafkan dirinya menjadi pemimpin sesungguhnya.

“Seorang pemimpin haruslah memiliki perasaan, keutuhan jiwa dan kemampuan intelektual. Akan tetapi modal yang dimiliki oleh seorang pemimpin tidak hanya intektualitas saja, akan tetapi harus didukung oleh kecerdasan emosional, komitmen pribadi, merakyat dan integritas dalam mengatasi berbagai tantangan. Bersedia berada di tengah masyarakat dalam kondisi apapun,” sebut Fauzi Bahar.

Adapun kegagalan yang terkadang dialami seorang pemimpin, karena secara emosional ia tidak mau atau tidak dapat memahami dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga keputusan yang diambil bukanlah untuk mempertimbangkan banyak hal. Melainkan cenderung egois, berorientasi pada kepentingan pribadi atau golongannya saja, sehingga mengakibatkan kekecewaan pada rakyatnya. 

“Ujian merupakan rahmat dan menjadi sarana pahala, tentunya bagi mereka yang sabar. Begitu juga dalam menjalankan roda pemerintahan. Kesabaran seorang pemimpin sangat diperlukan. Dan pemimpin itu harus bisa menerima masukan ataupun kritikan dari masyarakat,” ujarnya.

Sebenarnya menjadi pemimpin itu, cendrung akan lebih banyak menempuh kesulitan. Namun kesulitan tersebut akan menjadi sesuatu menyenangkan bila dihadapi dengan hati yang ihklas dan bersih.

Sesulit apapun roda pemerintahan yang dihadapi jika diterima dengan hati lapang, insya Allah akan berubah menjadi sesuatu yang mudah. Sebaliknya, semudah apapun persoalan nan di hadapi jika diterima dengan hati yang sempit, maka akan berubah menjadi beban nan berat.

Hidup tidak boleh mengeluh, namun sampaikanlah keluh kesah itu kepada Allah SWT. Semakin sering kita menyampaikannya, maka akan semakin cepat kemudahan yang kita dapati.Jangan lalai dengan persoalan kehidupan. Sebab, yang kekal dan abadi nanti setelah ini. Makanya, selalulah berbuat baik dan tetap ingat dengan Yang Maha Kuasa.

” Sesulit apapun hidup dan kehidupan, jalani saja dan shalat jangan pernah ditinggalkan. Tetap utamakan dan selalulah kerjakan shalat,” tegas Pengagas Pesantren Ramadhan ini.

“Fastabiqul Khairat” Berlomba-lombalah dalam kebaikan, Menang dan kalah bukanlah tujuan. Tapi keridhaan dan keberkahan, sebab inilah yang menjadi harapan.

Berbagilah untuk kesejahteraan rakyat. Dengan berbagi, tidak lah akan mengurangi peran kita dalam memimpin. Jangan jadikan rakyat sebagai objek kepentingan pribadi, tapi jadikanlah pribadi sebagai objek untuk kepentingan rakyat dan jangan pula berbuat kebaikan hanya untuk kekuasaan, tapi jadikanlah kekuasaan untuk berbuat kebaikan.

“Menjadi pemimpin berbagi, tidak akan mengurangi kekayaan. Menjadi pemimpin amanah, tidak akan mengurangi kebahagian. Menjadi pemimpin jujur, tidak akan mempersulit kehidupan. Menjadi pemimpin merakyat, tidak akan mengurangi kewibawaan,” ungkapnya.

Satu hal yang harus disadari ungkap Fauzi , bahwa salah satu tugas utama pemimpin adalah menata baik ahklak generasi penerus bangsa ini.(Inf)

INFO NUSANTARA PERSADA

Leave a Comment