Supaya Tak Berlarut-larut, Yuni Candra Minta Puan ke Sumbar Secepatnya

Yuni Chandra (ist)

INFONUSANTARA.NET

PADANG – Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani kini masih jadi sorotan publik gegara ucapannnya “Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung Negara Pancasila.” 

Banyak pihak yang tersinggung atas ucapan beliau dan meminta Puan Maharani meminta maaf sesegera mungkin, Bahkan beberapa waktu lalu televisi swasta TV One, 8 September 2020 mengangkat topik diskusi terkait dengan polemik ucapanya kepada masyarakat Sumatera Barat dengan judul Sumbar Belum Pancasilais?’.

Narasi Puan sebagai orang Minang kemudian muncul dan di kuatkan oleh para petinggi Partai PDI Perjuangan dan berbagai tokoh

Hingga hari ini Puan Maharani belum mengeluarkan sikap apapun menanggapi masyarakat Sumbar yerkait statmannya Tersebut

Tokoh Pemuda yang Juga akademisi di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Barat Yuni Candra S.E.,M.M., menilai, persoalan ini perlu dicermati secara bijak dan diselesaikan segera agar tidak menjadi persoalan yang berlarut-larut yang berefek munculnya rasa kebencian masyarakat sumbar terhadap Puan Maharani atau sebaliknya.

“Jika  kondisi ini dibiarkan berlarut-larut tidak elok, apalagi sumbar memasuki pemilihan kepala daerah Gubernur dan Wakil Gubernur serta kepala daerah diberbagai kabupaten/kota. Dikhawatirkan hal ini akan dimanfaatkan oleh pihak ketiga membangun narasi hitam untuk kepentingan politik mereka, dan bisa saja berimbas buruk masyarakat Sumatera tidak suka mendengar nama uni Puan Maharani dan partainya,” pungkas Yuni, Sabtu, 12 September 2020.

Oleh sebab itu, katanya, semua pihak harus memandang persoalan itu dengan bijak, jangan lagi berbicara siapa yang benar dan siapa yang salah. 

Sebab, bagaimanapun Puan Maharani adalah orang Minang, dan itu tidak bisa di bantah. “Kita harus sama-sama mendukung orang Minang yang berkontribusi besar bagi negara,” cakapnya.

“Ayahnya almarhum Pak Taufiq itu datuk, Datuk Basa Batuah, orang Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat. Bahkan neneknya uni Puan, Fatmawati ibunya Ibu Megawati, pun memiliki darah Minang dan Megawati memiliki gelar Minang Puti Reno Nilam,” tegasnya.

“Saya Sepakat yang disampaikan oleh Bapak Hasril Chaniago, kapan perlu Puan Maharani harus datang ke Sumatera Barat secepatnya, dan makan berjamba. Buk Puan Harus buktikan bahwa tidak ada problem antara beliau dengan masyarakat Sumatera Barat, dan kita yakin itu akan didukung banyak pihak,” ulasnya.

Melaui komunikasi seperti itu, ia yakin masyarakat Sumatera barat akan lebih mendukung dan mencitai Puan.

“Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai nan buruak samo dibuang. Yang baik sama dipakai, yang buruk sama ditinggalkan,” ujar Dekan Fakultas Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Sumatera Barat Tersebut.

Sebagai sosok negarawan, ujarnya lagi, ia yakin Puan Maharani tidak berniat menyinggung perasaan warga masyarakat Minang, baik yang berada di Sumbar maupun di tanah rantau. 

“Ini hanya uni Puan mungkin belum sempat berbicara dari hati kehati kepada masyarakat Minang, ya kita tunggu Puan Maharani datang ke Sumatera Barat, itu adalah solusi bijak, setidaknya Uni Puan mendapatkan jawaban kenapa masyarakat sumbar bereaksi seperti itu atas ucapannya,” tutupnya.
Sumber: BentengSumbar.com

INFO NUSANTARA PERSADA

Leave a Comment