Demo di DPRD Sumbar Kota Padang Ricuh (ist) |
Infonusantara.net – Aksi kedua demonstrasi penolakan Undang-undang Cipta Kerja (Ciptaker) Kamis (8/10/2020) di depan gedung DPRD Sumatera Barat (Sumbar) kembali berakhir ricuh. Polisi terpaksa melepaskan tembakan gas air mata ke udara untuk menenangkan massa yang mulai beringas.
Mereka itu bukan bagian dari peserta aksi, melainkan provokator aksi, jangan terpancing dengan aksi yang mengundang keributan.
Selain itu, polisi juga menangkap puluhan remaja dan pemuda yang diduga mensusupi demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Sumbar itu.
Informasinya, mereka yang ditangkap berasal dari sejumlah sekolah di Kota Padang. Kepada polisi, mereka beralasan hanya bertemu teman-teman dan tidak ada niat untuk mengikuti demo, atau pun membuat kerusuhan.
“Mereka kami amankan dahulu karena terindikasi berbuat kerusuhan dalam aksi unjuk rasa,” kata Kasat Reskrim Polresta Padang, Kompol Rico Fernanda seperti dilansir dari Tagar.id
Menurut Rico, para remaja yang ditangkap tersebut dibawa ke Polresta Padang untuk diproses lebih lanjut. “Kami akan dalami dahulu apa motif mereka begitu, karena mereka berada di lokasi unjuk rasa,” kata Rico.
Sementara itu, Kapolresta Padang AKBP Imran Amir mengatakan, aksi unjuk rasa yang berakhir bentrok bukan bagian dari mahasiswa, melainkan penyusup.
“Mereka itu bukan bagian dari peserta aksi, melainkan provokator aksi, jangan terpancing dengan aksi yang mengundang keributan,” katanya.
Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Stefanus Satake Bayu Setianto mengatakan, pihaknya tidak menampik adanya pihak ketiga atau kalangan yang ingin membuat kekacauan dengan memanfaatkan aksi unjuk rasa tersebut.
“Indikasi itu ada, kami dari jajaran Polda Sumbar masih memantau pergerakan para pihak yang terindikasi menciptakan situasi rusuh ini,” katanya.
Selain mengindikasikan ada penunggang kerusuhan dalam aksi unjuk rasa tersebut, pihaknya juga menyoroti para peserta demo yang tidak menerapkan protokol kesehatan, salah satunya dengan menjaga jarak.
“Jumlahnya itu banyak dan mereka tak jaga jarak, memang memakai masker namun dikhawatirkan akan menciptakan klaster baru lagi,” katanya.
Pantauan Tagar, polisi melepaskan tembakan gas air mata ke udara karena para perusuh kedapatan membawa senjata tajam dan bersikukuh maju meskipun sudah disuruh mundur oleh polisi.