Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean(ist) |
INFONUSANTARA.NET —Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean turut mengomentari pernyataan Megawati Soekarnoputri mengenai kondisi DKI Jakarta yang belakangan semakin amburadul.
Ferdinand mengaku, tak mungkin pimpinan PDIP tersebut melempar kritikan sepedas itu jika tak ada sebab.
Ferdinand Hutahaean menilai, saat ini Megawati merupakan salah satu politisi ternama di Indonesia. Seandainya Mega sampai turun gelanggang dan menyampaikan kritikan tajam, maka ada suatu hal yang tidak beres. Artinya, perlu dikoreksi.
“Kalau sekelas Ibu Megawati sudah turun gelanggang, artinya memang di balik layar tak kasar mata sedang terjadi politik tingkat tinggi yang bermain. Kalau tidak, tak mungkin Ibu Mega (yang berstatus) sebagai politisi teratas sampai turun bicara.” ujar Ferdinand.
“Artinya, cuitan saya tentang mesin politik 2022 dan 2024 sudah dipanasi lebih awal itu nyata,” kata dia.
Sebelumnya, Megawati berkisah, dahulu saat pindah dari Yogyakarta ke Jakarta sekira tahun 1950, kondisi Ibu Kota masih sangat baik. Namun, saat ini, Jakarta yang seharusnya bisa menjadi percontohan dari segi pengetahuan dan tata kelola kota justru semakin amburadul.
“Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950…. Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya city of intellect bisa dilakukan,” ujar Megawati melalui keterangan resminya, dikutip dari CNBC, Rabu 11 November 2020.
“Tata kota, lalu masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya,” sambungnya.
Lebih jauh, mantan Presiden Indonesia itu mengaku bangga, lantaran tiga kota yang berada di bawah kepemimpin PDIP terpilih sebagai city of intellectual. “Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya,” tegasnya.
Menurut Megawati, para kepala daerah itu bisa membangun kotanya menjadi city of intellectual atau kota yang berilmu pengetahuan karena mereka selalu diajari dan dibina di PDIP. Megawati meminta kepala daerah dari partai berlogo banteng tersebut bisa membangun daerah tanpa meninggalkan kecerdasan warganya.