MENTAWAI,infonusantara.net – Latihan SAR Daerah yang diselanggarakan ini dilatar belakangi dari kajian kotijensi kecelakaan kapal (kapal mati mesin) dari tahun 2018 sampai sekarang kejadian yang terjadi diwilayah perairan mentawai spesifiknya kapal mati mesin.
Dari kajian kotijensi itu, kantor pencarian dan pertolongan Mentawai melaksanakan Latihan SAR Daerah (Latsarda) yang melibatkan potensi SAR, Stakholder yang ada, guna peningkatan kualitas koordinasi dan kemampuan dalam pelaksanaan operasi SAR.
Kakansar Mentawai, Akmal mengatakan, kegiatan latihan SAR Daerah ini diselenggarakan selama dua hari mulai 20-21 November 2020 melibatkan seluruh instansi yang ada.
Latihan SAR Daerah ini, Akmal menjelaskan banyak jenisnya seperti terjadinya bencana, pencarian dan pertolongan dan kecelakaan di laut, namun kali ini latihan di khususkan terhadap kapal mati mesin, tuturnya.
Program Latsarda yang dilaksanakan sekarang sudah direncanakan sejak tahun 2019 dengan kajian kotijensi kecelakaan kapal mati mesin di laut.
“Jadi, rekon ini di ibaratkan terjadi yang sebenarnya dengan melakukan kegiatan langsung di lapangan, selain itu kegiatan ini merupakan evaluasi untuk kedepan” kata Akmal kepada media, Sabtu 21 November 2020.
Dari data yang yang sudah dirangkum, kejadian yang sering terjadi itu kecelakaan kapal matin mesin dilaut dan hasil dari rekon memang harus menjurus kepada sepsifiknya” sebutnya lagi.
Hasil dari kesepakatan bersama dalam penyusunan kotijensi kecelakaan kapal mati mesin bersama Stakholder di ramapungkan dalam bentuk latihan, uajrnya.
“Sebenarnya Latsarda ini dilakukan dari awal dan akhir tahun, namun adanya pandemi covid-19 akhirnya menunggu dan di laksanakan bulan November 2020 ini” ucap Akmal.
Tujuan Latsarda ini, sebut Akmal bagaimana melakukan operasi SAR ketika terjadi kecelakaan kapal mati mesin dilaut dapat berjalan efektif dan efisien dan maksimal.
“Tanpa bantuan dari Stakholder yang ada SAR Mentawai belum tentu mampu untuk memaksimalkan operasi pencarian dan pertolongan, maka sangat perlu di lakukan latihan kepada potensi SAR di mentawai.” Imbuhnya.
Dia menyebut operasi SAR dilakukan pada tahun 2018-2020 ini ada sebanyak 50 kali kejadian baik bencana, kecelakaan dan bencana membahayakan nyawa manusia, operasi SAR ini dilakukan selalu bersama Stakholder yang ada.
“Kegiatan ini adalah menjadi sebuah doa bagi kami, Mentawai jauh dari bencana, kecelakaan laut dan kondisi membahayakan nyawa manusia” ucap Akmal.
Dikatakan, terkait dengan fasilitas pelabuhan dan pembangunan Pos SAR di dua pulau Mentawai, sebenarnya sudah terakomodir, dikarenakan kondisi bencana non alam yakni pandemi covid-19, maka anggaran lebih difokuskan kesana.
“Prinsipnya dalam memaksimalkan pencarian dan pertolongan, sebenanranya kami membutuhkan Pos SAR dan pelabuhan, supaya dalam operasi lebih cepat menjangkau ketempat kejadian dan tidak menunggu dari pusat kabupaten” tutup Akmal, (hrs).