Sekretaris Umum FPI, Munarman. (Ist) |
INFONUSANTARA.NET — Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman menyebut pihaknya menjadi korban fitnah atas serangkaian bentrok yang melibatkan aparat polisi dengan sejumlah anggota FPI, Senin (7/12) dini hari.
Fitnah tersebut berkaitan dengan pernyataan polisi yang menyebut pihak FPI melakukan penyerangan terlebih dulu kepada aparat. Polisi juga menyebut anggota FPI dalam bentrokan tersebut membawa sejumlah senjata tajam.
“Fitnah, ini luar biasa fitnah bahwa laskar lebih dulu menyerang,” kata Munarman, Senin (7/12).
Munarman juga menyebut fitnah berkaitan kepemilikan senjata api.
“Kalau betul cek nomor registernya. Pasti bukan punya kami. Karena kami gak punya akses senjata api dan gak mungkin membeli senjata gelap,” ujar Munarman seperti dilansir dari CNN Indonesia.
Sebelumnya, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, polisi menampilkan sejumlah barang bukti yang disebut diamankan dari para laskar FPI. Beberapa di antaranya dua senjata api, peluru, samurai, celurit, dan sejumlah senjata tajam lainnya.
Kapolda Metro Irjen Fadil Imran mengatakan senjata api yang digunakan oleh pendukung Rizieq itu adalah senjata asli.
“Asli ini (senjata api),” kata Fadil kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (7/12).
Bentrokan itu terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12) sekitar pukul 00.30 WIB. Polisi mengklaim pihaknya lebih dulu diserang dalam peristiwa tersebut.
Di sisi lain, Ketua Umum FPI Ahmad Shabri Lubis menjelaskan kejadian tersebut bermula saat Rizieq bersama keluarganya hendak menuju acara pengajian subuh yang digelar khusus keluarga inti di wilayah yang tak disebutkan namanya pada Senin dini hari.
Tiba-tiba, rombongan Rizieq itu diadang oleh orang tak dikenal di tengah perjalanan menuju lokasi. Ia menduga mereka merupakan bagian dari operasi penguntitan Rizieq.
“Para preman OTK yang bertugas operasi tersebut mengadang dan mengeluarkan tembakan kepada laskar pengawal keluarga,” kata Shabri.