Penulis Amidhia Guru Kelas 5 SDN 21 Teluk Nibung
Mengabdi menjadi seorang guru, awal mula agak sulit sekali beradaptasi dengan lingkungan sekolah, siswa-siswi, serta guru-guru. Setelah beberapa hari kami berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, kemudian baru merasakan betapa indahnya kebersamaan di lingkungan sekolah itu bercengkrama dengan siswa dan siswi membuat hati menjadi senang.
Ada tawa dan canda menyertai kami selama di sekolah, kadang ada siswa yang membuat kami merasa marah karena sulit diatur dan membangkang tetapi kami jadikan itu semua sifat anak-anak yang masih usia dini dan harus dimaklumi dan perlu di asuh dengan kasih sayang.
Khususnya saya seorang guru di kelas lima setiap hari harus hadir lebih awal. Padahal, jarak sekolah dengan tempat tinggal saya lumayan jauh, antara kecamatan Pauh dengan Kecamatan Lubuk Begalung tepatnya di wilayah perbatasan menuju bungus jalan padang painan .
Akan tetapi saya berusaha semaksimal mungkin untuk berdisiplin. Rasa lelah dan letih sungguh ada, namun kami tidak merasakan dan mengeluh karena tanggung jawab terhadap peserta didik yang sangat besar, sehingga hati terasa ikhlas dalam memperjuangkan nasib anak bangsa.
Dengan perjuangan yang kami perbuat ini semoga ada hasil yang mengharumkan nama negara dan bangsa di kemudian hari, karena tanpa guru sekolah dasar, siswa kita tidak bisa menulis, mengenal huruf, mengenal angka, berhitung dan membaca.
Kami yang mengajar di kelas Tinggi harus bisa membawa diri sebagai seorang guru sekaligus orang tua dari siswa dan siswi kami karena mereka masih membutuhkan kasih sayang dan belaian dari sosok ibu seperti di rumah mereka yang orang tua mereka ada yang bekerja dari pagi hingga sore hari.
Ketika kami mengajar di depan kelas sikap dan perilaku siswa-siswi sangat unik. Ada yang manja, usil, nakal dan suka cari perhatian tetapi kami tetap sabar menghadapinya apalagi mereka sangat suka berlari dan bermain-main apalagi anak kelas tinggi suka bergelut.
Jadi, kami harus menggunakan metode yang menyenangkan bagi mereka apalagi bagi kelas rendah, Metode belajar sambil bermain dan bernyanyi adalah metode yang sering guru kelas rendah gunakan dalam mengajarkan siswa di kelas.
Saya melihat seorang guru PJOK mengajar menggunakan Permainan seperti permainan ular naga panjang. Dalam permainan ini, semua siswa punya tanggung jawab. Ada dua orang yang menjadi tuan rumah kemudian siswa yang lain menjadi tamu dan diiringi lagu ular naga panjang,anak – anak antusias menirukan dan mempraktekkan apa yang di peragkan guru PJOK tersebut.
Setelah sampai di tempat, tuan rumah akan menyebutkan nama yang disepakati lebih awal pada permainan. Contohnya pada tema “Keluargaku” dikelas 1, diharapkan kepada siswa dapat menyebutkan nama orang tuanya masing-masing dan saudara mereka.
Metode yang kedua yaitu belajar sambil Permainan ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban sesuai pertanyaan yang diberikan oleh guru ,siswa dengan cepat mencari jawaban dan bersemangat untuk melakukannya.
Siswa-siswa sangat bersemangat dan memperhatikan materi yang disampaikan oleh bapak guru PJOK, mereka pun duduk dengan tenang di bangkunya Selesai melaksanakan metode dari arahan guru. Dengan menggunakan metode ini materi yang disampaikan mudah diingat, dihapal, dan dipahami, sedangkan metode ceramah sangat monoton, membuat siswa jenuh dan bosan.
Sungguh perjuangan seorang guru sangatlah besar, tetapi itu semua sudah menjadi asam garam yang dinikmati oleh para pejuang tanpa tanda jasa. Semoga pejuang tanpa tanda jasa ini mendapat keberkahan dari keikhlasan dan ketulusan hatinya serta melahirkan orang-orang hebat untuk Nusa dan Bangsa.