INFO|Denpasar – Mengenang jasa pejuang kemerdekaan Tan Malaka, Yayasan Ibrahim Tan Malaka menggelar “Napak Tilas Bapak Republik”, dari kota Denpasar provinsi Bali, Jawa hingga ke tanah kelahirannya di Suliki, kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat.
Napak tilas dibuka secara resmi oleh pewaris gelar Datuk Tan Malaka ke VII, Hengky Novaron, pada 21 Februari 2022 dihadapan ribuan penggiat sejarah, di hotel Nusa Dua, Bali di hadiri raja-raja se-Nusantara disambut semangat dan tepuk tangan peserta yang diperkirakan mencapai seribuan orang.
Napak tilas bapak republik ini akan berlangsung sekitar 3 bulan, dari 21 Februari dan berakhir 2 Juni 2022. “Pembukaan napak tilas, sengaja diawali dari Bali kemudian dilanjutkan ke pulau Jawa, terutama sekali di kabupaten Kediri dan dilanjutkan di beberapa daerah di Sumatera.
“Sengaja dibuka pada 21 Februari yang bertepatan dengan wafatnya Tan Malaka tahun 1949 lalu. Diakhiri 2 Juni 2020 mendatang yang bertepatan dengan tanggal kelahiran Tan Malaka di 1897” jelas Hengky Novaron Datuk Tan Malaka kepada wartawan usai acara pembukaan, Senin (21/2/2022).
Dalam pidato singkatnya, Hengky Novaron menjelaskan begitu pentingnya pemikiran+ pemikiran atau konsep Tan Malaka yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sebelum kemerdekaan Indonesia. Konsep inilah yang diibaratkan embrio , sehingga menjadikan Republik Indonesia yang besar.
Tan Malaka merupakan sosok pejuang yang sangat disegani di seluruh dunia. Dalam beberapa pertemuan penting di dunia pada masa itu, pendapat Tan Malaka selalu nenjadi acuan oleh beberapa negara dunia. Baik di benua Asia, Amerika, bahkan di benua Eropa.
“Maka itu dihadapan hadirin, saya mengajak mileneal untuk menyemangati perjuangan Tan Malaka dalam bentuk napak tilas bapak republik. Mari kita bangun semangat Tan Malaka kembali dari semua lini dan merdeka 100 persen. ” ujar Hengky Navaron Datuk Tan Malaka yang disambut tepuk tangan hadirin.
Sementara itu Ketua Yayasan Ibrahim Tan Malaka (Ibratama), Ferizal Ridwan, S.Sos mengatakan bentuk napak tilas bapak republik itu , ada tiga hal penting yang digagas yayasan Ibratama. “Pertama griliya fisik, kedua Napak tilas pemikiran dan pembelajaran dan ketiga Napak tilas Enerji spirit dari Tan Malaka,” ujarnya.
Untuk memaksimalkan ketiga bentuk napak tilas itu, yayasan menyepakati membentuk tiga delegasi dan tim kerja. Pertama pengurusan administrasi legal dan persyaratan sesuai regulasi yang berlaku. Regulasi ini tidak saja hanya untuk di Indonesia, tapi juga di Internasional.
Kedua, tim kerja kajian pemikiran dan transfer perjuangan pada masa sekarang. Aspek sangat penting, sehingga bisa tauladan dan barometer bagi generasi penerus dalam melanjutkan perjuangan Tan Malaka. “Tentunya hal ini disesuaikan kondisi sekarang, misalnya era digital yang mulai menguasai dunia.
Kemudian yang ketiga, lanjut Ferizal Ridwan, tim iven kegiatan girilya Tan Malaka. Tim tersebut akan menghimpun Enerji dan kekuatan melalui yayasan Ibratama. Serta merencanakan perjalanan ke Belanda, negara negara Asia Tenggara , Moscow dan negara negara lain untuk penelusuran jejak Tan Malaka. “Makanya seperti disebutkan tadi, dari aspek regulasi perlu diurus sampai ke tingkat internasional,” ujar ketua yayasan menghubungkan dalam bentuk napak tilas.
Lebih rinci, Ferizal Ridwan, juga menjelaskan yayasan akan mendirikan perguruan tinggi dengan nama pahlawan kemerdekaan RI, Ibrahim Tan Malaka (Ibratama), di Kabupaten Limapuluh Kota.
Ferizal Ridwan yang mantan wakil Bupati Limapuluh Kota itu, menjelaskan pembangunan universitas sedang dalam proses penjajakan.
“Saat ini Yayasan Ibrahim Tan Malaka tidak hanya berfokus kepada pendirian Universitas, tapi juga bagaimana membumikan pemikiran-pemikiran Tan Malaka,” ujarnya.
Terkait dengan pembangunan Universitas Ibratama, yayasan yang sudah berdiri sejak Agustus 2021 lalu. Tengah melakukan proses hibah dengan pemilik lahan untuk pembangunan universitas, seluas 10 hektar yang terletak di jalan lingkar Jorong Boncah Batubalang-Ketinggian, Sarilamak, Kecamatan Harau, (Ady).
Editor : Heri Suprianto