Konferda Dan Seminar Ilmiah PD IAI Sumbar, 60 Persen Puskesmas di Sumbar Belum Punya Apoteker

 

PD IAI Sumbar Gelar Konferda dan Seminar Ilmiah Optimalisasi Peran Apoteker dalam Upaya Pencapaian Program Nasional Kesehatan, Sabtu (19/11/2022).

INFONUSANTARA.NET — Sebanyak 60 persen puskesmas di Sumatera Barat belum memiliki apoteker. Padahal apoteker itu diberi tanggung jawab mengamankan masyarakat dari dampak negatif pengunaan obat-obatan.

Hal itu diungkapkan Ketua PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Sumbar apt. Dr. (Clin Parm) Dedy Almasdy, M.Si di sela-sela Konferda dan Seminar Ilmiah yang diselenggarakan oleh PD IAI Sumbar di Hotel Truntum Padang, Sabtu (19/11).

Konferda ini mengangkat tema “Optimalisasi Peran Apoteker dalam Upaya Pencapaian Program Nasional Kesehatan”.

Dibuka oleh Gubernur Sumbar diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumbar dr. Lila Yanwar, Mars. 

Dedy melanjutkan PD IAI Sumbar pernah mendorong gubernur untuk membuat surat edaran dalam upaya pemenuhan apoteker di puskesmas-puskesmas yang ada di Sumbar.

“Pak gubernur sudah membuat edaran. Tapi kewenangan  kan ada di kabupaten/kota lapangan. Untuk itu, sinkronisasi diperlukan,” tuturnya.

Menurut Dedy, dengan tidak adanya apoteker maka obat-obatan di puskesmas hanya dikerjakan tenaga teknis kefarmasian.Seharusnya untuk pelayanan farmasi klinis merupakan kompetensi Apoteker.

Kalau dari segi jumlah, dengan menjamurnya perguruan tinggi swasta maka kebutuhan apoteker sebenarnya sudah cukup memadai.

“Untuk memenuhi kebutuhan puskesmas sebenarnya sudah memadai. Atau minimal strateginya itu adalah mewajib kerjakan apoteker di puskesmas, sebelum mereka diberi izin. Jadi pemerintah terbantu, masyarakat terbantu, apoteker itu sendiri kompetensinya bertambah dari apa yang mereka dapatkan ketika menempuh pendidikan. Sama seperti dokter, mereka kan ada internsif, harusnya apoteker baru juga begitu, mereka dikaryakan di desa semua,” jelas Dedy.

Sementara itu, Dedy menambahlan Konferda ini bertujuan untuk menambah wawasan apoteker se Sumatera Barat.

“Dalam rangka Konferda, kita juga adakan seminar ilmiah. Di samping itu juga memilih pengurus baru untuk masa bhakti 2022-2026, tetapi juga menggelar rapat kerja daerah,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Sekjen DPP IAI Pusat Ardiyansyah menjelaskan, sesuai dengan Permenkes No. 74 tahun 2016, dinyatakan bahwa setiap puskesmas wajib ada apoteker.

“Namun di beberapa daerah, tidak hanya di Sumbar, ada kendala kekurangan apoteker. Kami dari pengurus pusat sudah meminta pengurus daerah untuk mengadvokasi kepada pemerintah daerah setempat dalam pengadaan tenaga apoteker saat rekrutmen PNS. Memang pengadaannya melalui rekrutmen PNS butuh waktu, tapi untuk sementara sebenarnya bisa diatasi melalui pengadaan honor daerah,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan apoteker di puskesmas itu adalah wajib untuk menjamin safety, edukasi dan quality obat itu sampai ke masyarakat.

Pada Konferda ini, ia berharap dapat terpilih pengurus yang bisa meneruskan dan menjalankan program-program yang sudah ditetapkan oleh pengurus pusat.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Dr Lila Yanwar menabuh gong pembukaan seminar ilmiah dimulai.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar Dr Lila Yanwar mengatakan dengan digelarnya Konferda dan seminar ilmiah ini dapat meningkatkan pengetahuan para apoteker yang ada di Sumatera Barat.

Baik wawasan keilmuan apotekernya itu sendiri yang makin berkembang, tentunya juga program-program nasional yang ada sekarang, dan juga dengan kasus-kasus yang ada sekarang terkait dengan pengawasan obat dan makanan.

Ia pun mengajak para apoteker di Sumbar untuk hadir sampai ke pelosok dan nagari yang ada di Sumbar.

“Tadi kita sudah bersama Pak Dedy, kita mengajak bersama organisasi lainnya untuk memberikan edukasi ke masyarakat dalam penggunaan dan pengawasan obat yang dikonsumsi masyarakat,” ujarnya.

Terpisah, Ketua Dewan Pengawas IAI Sumbar Nur Yanuar mengatakan, pelaksanaan Konferda sudah sesuai dengan AD/ART.

“Tempo hari kita juga telah melaksanakan kongres nasional di Lampung dalam rangka memilih pengurus pusat IAI. Aturannya, dalam AD/ART kita itu, enam bulan setelah kongres, semua pengurus daerah sudah melakukan Konferda. Alhamdulillah kita di Sumbar, sudah sesuai dengan planning kita dari awal pasca kongres,” ujarnya. 

Ketua Panitia Pelaksana apt.Juni Fitrah,M.Farm mengungkapkan dalam Konferda ini dukungan dari Apoteker Sumbar kembali menginginkan ketua periode 2018- 2022 untuk kembali memimpin pada periode selanjutnya 2022 -2026 ditandai dengan dukungan ketua PC se Sumatera Barat Kepada Ketua PD terpilih Apt. Dr.Dedy Almasdi,M.Si.Dalam Konferda ini juga terpilih Ketua Dewan Pengawas Daerah Sumatera Barat apt.Dr.Hansen Nasif,Sp.FRS serta terpilihnya apt.H.Afdhal sebagai Ketua MKEI daerah Sumatera Barat.(bim)

Leave a Comment