INFO|MENTAWAI – Banyak pemangku kepentingan yang memiliki agenda memajukan peran perempuan dalam peningkatan ekonomi keluarga dan masyarakat serta pengurangan risiko bencana dan adaptasi perubahan iklim di wilayah kabupaten kepulauan mentawai.
Salah satunya Yayasan Farmer Initiatives For Ecological Livelihoods Democracy (FIELD) Indonesia mitra Arbeiter Samariter Bund (ASB) dalam kegiatan forum multipihak yang merupakan program penguatan ketangguhan di wilayah Asia Tenggara dan Selatan melalui integrasi manajemen risiko, inklusi sosial dan pembangunan sosial ekonomi.
Kegiatan itu membahas tentang penguatan keluarga dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dan Adaptasi Perubahan Iklim (API) yang inklusif di buka langsung Kepala DSP3A Mentawai, Rosmaida di Aula Sekretariat Daerah Mentawai, Selasa (13/12/2022).
“Bagaimana perempuan dapat berperan serta membangun ekonomi keluarga dan masyarakat dalam adaptasi perubahan iklim serta menjadi perempuan tangguh” ucap Rosmaida.
Dia menyebut strategi dalam penguatan kapasitas sangat banyak, namun kita melihat dari sisi mananya, tapi pada kegiatan ini kita lebih banyak membahas soal ekonomi.
“Kita harapkan tentu dari semangat perempuan, kalau kita lihat SDA di mentawai sangat cukup banyak yang bisa di olah” kata dia.
Terkait pengelolaan perlu adanya pendampingan, nah, berbicara pendampingan selain yang di lakukan pemerintah serta stakholder juga ada lembaga luar salah satunya yayasan Field yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan dengan memanfaatkan SDA yang ada.
“Penguatan kapasitas ini setidaknya membangun keluarganya dulu serta ilmu pengalaman yang di dapat bisa di implementasikan kepada masyarakat banyak” tuturnya.
Sekretaris DPMP2KB Mentawai, Puji Rahayu menuturkan, terkait dengan produk unggulan ini merupakan cita-cita kita, dengan keberadaan Bumdes yang ada sangat perlu meningkatkan produk-produk unggulan yang ada di setiap desa.
Nah, dengan adanya produk-produk unggulan dari Bumdes, tentunya akan memberikan ruang pasar yang lebih luas kepada masyarakat.
Seperti di ketahui untuk mencapai pasar sangat jauh, namun dengan adanya produk-produk Bumdes yang ada di desa sangat membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha hingga sampai ketingkat kabupaten.
Penguatan Keluarga Dalam Pengurangan Risiko Bencana (PRB)
Pusdalop PB BPBD Mentawai, Taufika Ardi menjelaskan, upaya dalam mengurangi risiko bencana tentu juga melibatkan peran-peran perempuan serta Disabilitas.
Dalam upaya pengurangan risiko bencana ini, kata dia kelompok-kelompok rentan sangat perlu meningkatkan kapasitasnya.
Untuk meningkatkan kapasitas tersebut pada zona-zona sebelum terjadi bencana dan ketangguhan itu di mulai dari tingkat yang kecil seperti keluarga.
Termasuk peran-peran perempuan sangat besar di butuhkan dalam penguatan kapasitas dan ketangguhan melibatkan seluruh Desa hingga sampai tingkat Kabupaten.
Peran seperti ini akan menjadi kebiasaan serta beradaptasi dengan perubahan iklim yang ada sekarang, jadi pengurangan risiko bencana sangat di butuhkan peran perempuan dan keluarga.
“Pada dasarnya keselamatan atau jumlah korban dapat di tekan ketika kita melakukan penyelamatan masing-masing artinya ketangguhan mandiri” ucap Taufika.
Dari segi budaya dan ketahanan, Kades Saureinu’ Tirjelius Katubutoinan mengatakan, soal penguatan kapasitas dalam pengurangan risiko bencana itu salah satunya tidak melakukan penembangan hutan secara liar.
Untuk menjaga agar tidak terjadi bencana, masyarakat melakukan penembangan di hutan tentu harus melakukan penanaman kembali atau penghijauan.
“Ini salah salah satu upaya untuk memperkuat kapasitas dalam pengurangan risiko bencana dati segi budaya” kata Tirje.
Manager Program Yayasan FIELD, Felmi Yetti menyampaikan, peran perempuan dan Disabilitas atau kelompok rentan, bagaimana bisa keluar untuk meningkatkan kapasitas.
Peningkatan kapasitas ini dengan cara melibatkan perempuan dalam perencanaan proses pembangunan desa, sehingga memberikan kontribusi bagi daerahnya.
Setidaknya peran perempuan dapat di akomodir ditingkat Desa ataupun BPD, sehingga apa yang menjadi usulan kebutuhan bagi perempuan dapat di masukan dalam kebijakan pemerintah desa
“Prinsipnya perempuan tak pernah sia-sia dalam berjuang dalam menekuni usaha untuk meningkatkan kapasitas keluarga, sehingga menjadi wanita mentawai hebat,tangguh dalam berkarya” tutupnya.
Editor : Heri Suprianto