Pembersihan Jalur Rel di Stasiun Kereta Api lama Pulau Air |
Infonusantara.net, PADANG – Jalur kereta api tertua di Padang, Sumatera Barat mulai dari Stasiun Pulau Air Kelurahan Pasa Gadang, Kecamatan Padang Selatan menuju Stasiun Simpang Haru Kecamatan Padang Timur yang telah lama “mati” (tidak aktif lagi,red) sejak 1983 silam, dalam waktu dekat akan kembali aktif beroperasional.
Program pengaktifan kembali jalur kereta api di Sumbar ini telah masuk dalam rencana strategis Kementerian Perhubungan 2020-2024.
Jalur kereta api itu dibangun pada zaman penjajahan kolonial Belanda dan diresmikan pada 6 Juli 1887 sebagai akses perdagangan untuk mengangkut hasil bumi seperti kopi, rempah – rempah, batu bara, semen dan lainnya yang juga di dukung oleh pergudangan di kawasan Pasa Gadang hingga menuju pelabuhan Muaro Padang yang dikenal dengan Jalan Niaga.
Jalur kereta api itu diteruskan ke Bukittinggi sepanjang 90 kilometer dan dioperasikan mulai November 1891 untuk mengangkut biji kopi hasil tanam paksa dari pedalaman Sumbar seperti Bukittinggi, Payakumbuh dan Pasaman ke Padang untuk kemudian diekspor ke Eropa melalui pelabuhan Muaro Padang.
Namun pengaktifan kembali jalur kereta api mulai dari stasiun Pulau Air itu tidak lagi berkaitan dengan pengangkutan rempah – rempah dan hasil bumi lagi. Namun tujuan utama merupakan alternatif transportasi bagi masyarakat. Selain itu juga untuk kepentingan pariwisata karena kedepan jalur itu akan dilanjutkan hingga ke Muaro Padang.
Tujuan utama saat ini menurut Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II Wilayah Sumbar Catur Wicaksono yang saat ini sudah pindah tugas ke Jakarta
adalah alternatif transportasi bagi masyarakat. Selain itu, untuk kepentingan pariwisata karena ke depan jalur itu dilanjutkan hingga ke Muaro Padang.
Saat ini dapat dilihat aktivitas pembersihan rel serta penempatan material untuk bantalan rel baru dibeberapa titik dari Stasiun Pulau Air hingga Stasiun Simpang Haru sepanjang 2,5 kilometer itu yang sudah dimulai sejak pertengahan Juni 2019 dan ditargetkan selesai akhir tahun ini.
Sebanyak 238 bangunan di sepanjang jalur rel itu masing-masing 151 bangunan berkontrak dengan PT KAI dan 87 bangunan tanpa kontrak harus dibongkar agar pengaktifan jalur kereta api peninggalan bersejarah itu bisa dilaksanakan.(Inf)